Saturday, October 02, 2004
Da Vinci Code (dibahas...)
Masih pengen ngebahas lagi neh.. ;)
Ada beberapa hal masih mengganjal di pikiranku tentang jalan cerita yang dituliskan Dan Brown. Buat yang belum baca tapi kepengen baca..... SPOILER ALERT!!...
Pertama, ngapain juga Jacques Sauniere pake mengambil posisi seperti Viruvian man, bugil pula, ditambah menggambar pentakel di pusarnya dengan darah pulak (pake k). Karena ternyata itu semua tidak mengarah kemana-mana. Kalimat2 anagram yang ditulisnya dengan pena sinar hitam sudah cukup memberikan penjelasan. Kenapa dia malah membuat pesan yang ingin disampaikan jadi blur gitu. Apa karena saking nge-fansnya sama Leonardo Da Vinci dia ingin mati dalam posisi yang "Da Vinci banget"? Hmmm... kinda drama queen gitu...
Kedua, gemes banget sama Robert-Sophie waktu di Bank Zurich. Mereka kebingungan ketika ditanya nomer rekening sepuluh angka. Padahal kan udah jelas banget. Tertulis dan terpampang dengan jelas pada pesan yang ditinggalkan oleh si kakek Sauniere. Lama banget sampai akhirnya mereka menyadari hal itu. Lagi ngantuk kali mereka ya? payah.
Ketiga, Teabing berani banget mengambil resiko menyuruh Silas yang bersenjata memasuki rumahnya. Padahal Silas sama sekali belum tahu skenario yang disusun Teabing. Dan Silas adalah pembunuh berdarah dingin yang akan membunuh siapa saja yang menghalangi tujuannya, termasuk Teabing sendiri. Ya, memang Teabing sudah tahu titik lemah untuk menundukkan Silas dalam sekali tendang, pada bagian cilice yang dia pake. Tapi bisa saja kan Silas menembak Teabing dari semak2 di luar rumah, tanpa perlu masuk ke dalam.
Keempat, yang paling ruwet. Hingga akhir cerita ternyata tidak jelas bagaimana kelanjutan dari yang namanya Priory of Sion. Dari awal terkesan Jacques Sauniere ingin mewariskan sesuatu kepada cucunya, Sophie Neveu. Dengan meninggalkan kode2 yang mengarah untuk mendapatkan dokumen2 milik PS. Bahkan, karena Sauniere meninggalkan kunci PS untuk Sophie, terkesan Sophie akan mendapat kehormatan sebagai the next Grand Master of PS. Tidak ada lagi yang tersisa dari PS, 4 orang yang menjadi penyimpan rahasia besar PS telah dibunuh oleh Silas. Dan tinggal Sophie yang bisa mewarisi rahasia besar itu.
Tapi kok... di akhir cerita semuanya jadi mentah gitu. Kode2 itu ternyata hanya agar Sophie bisa menemukan keluarganya kembali. Bukan untuk menemukan dimana Holy Grail berada dan semua bukti dan dokumen dari Priory of Sion. Lha terus setelah ke-4 pembesar PS itu mati, bagaimana kelanjutan dari PS?. Kok Sauniere pada detik2 kematiannya lebih mikirin cucunya dari pada organisasi yang diketuai dan dibelanya mati-matian selama ini??? Penjelasan nenek Sophie kepada Robert tentang PS dan Holy Grail semakin membuat bingung, sebenarnya mau kemana cerita ini berakhir?.
Dan ternyata ya begitu saja akhirnya. Tidak jelas. Mungkin bakal ada novel lanjutan yang akan menjelaskan. Mungkin juga tidak.
Hehehehe.... dibahas... :p
Ada beberapa hal masih mengganjal di pikiranku tentang jalan cerita yang dituliskan Dan Brown. Buat yang belum baca tapi kepengen baca..... SPOILER ALERT!!...
Pertama, ngapain juga Jacques Sauniere pake mengambil posisi seperti Viruvian man, bugil pula, ditambah menggambar pentakel di pusarnya dengan darah pulak (pake k). Karena ternyata itu semua tidak mengarah kemana-mana. Kalimat2 anagram yang ditulisnya dengan pena sinar hitam sudah cukup memberikan penjelasan. Kenapa dia malah membuat pesan yang ingin disampaikan jadi blur gitu. Apa karena saking nge-fansnya sama Leonardo Da Vinci dia ingin mati dalam posisi yang "Da Vinci banget"? Hmmm... kinda drama queen gitu...
Kedua, gemes banget sama Robert-Sophie waktu di Bank Zurich. Mereka kebingungan ketika ditanya nomer rekening sepuluh angka. Padahal kan udah jelas banget. Tertulis dan terpampang dengan jelas pada pesan yang ditinggalkan oleh si kakek Sauniere. Lama banget sampai akhirnya mereka menyadari hal itu. Lagi ngantuk kali mereka ya? payah.
Ketiga, Teabing berani banget mengambil resiko menyuruh Silas yang bersenjata memasuki rumahnya. Padahal Silas sama sekali belum tahu skenario yang disusun Teabing. Dan Silas adalah pembunuh berdarah dingin yang akan membunuh siapa saja yang menghalangi tujuannya, termasuk Teabing sendiri. Ya, memang Teabing sudah tahu titik lemah untuk menundukkan Silas dalam sekali tendang, pada bagian cilice yang dia pake. Tapi bisa saja kan Silas menembak Teabing dari semak2 di luar rumah, tanpa perlu masuk ke dalam.
Keempat, yang paling ruwet. Hingga akhir cerita ternyata tidak jelas bagaimana kelanjutan dari yang namanya Priory of Sion. Dari awal terkesan Jacques Sauniere ingin mewariskan sesuatu kepada cucunya, Sophie Neveu. Dengan meninggalkan kode2 yang mengarah untuk mendapatkan dokumen2 milik PS. Bahkan, karena Sauniere meninggalkan kunci PS untuk Sophie, terkesan Sophie akan mendapat kehormatan sebagai the next Grand Master of PS. Tidak ada lagi yang tersisa dari PS, 4 orang yang menjadi penyimpan rahasia besar PS telah dibunuh oleh Silas. Dan tinggal Sophie yang bisa mewarisi rahasia besar itu.
Tapi kok... di akhir cerita semuanya jadi mentah gitu. Kode2 itu ternyata hanya agar Sophie bisa menemukan keluarganya kembali. Bukan untuk menemukan dimana Holy Grail berada dan semua bukti dan dokumen dari Priory of Sion. Lha terus setelah ke-4 pembesar PS itu mati, bagaimana kelanjutan dari PS?. Kok Sauniere pada detik2 kematiannya lebih mikirin cucunya dari pada organisasi yang diketuai dan dibelanya mati-matian selama ini??? Penjelasan nenek Sophie kepada Robert tentang PS dan Holy Grail semakin membuat bingung, sebenarnya mau kemana cerita ini berakhir?.
Dan ternyata ya begitu saja akhirnya. Tidak jelas. Mungkin bakal ada novel lanjutan yang akan menjelaskan. Mungkin juga tidak.
Hehehehe.... dibahas... :p
<< Home