Monday, October 11, 2004

Tamasya se-kelowarga

Sebenernya sih, aku nggak terlalu antusias untuk menceritakan kegiatan keseharianku. Entahlah, aku merasa kegiatan keseharianku tidak terlalu istimewa. Kalau ada yang nanya tentang hal itu, aku ngejawabnya juga sekedarnya aja :)

But, I'll try to tell you about this week end.

Agak istimewa memang wik-en ini. Baru kali ini ada acara seistimewa ini di keluarga besarku. Setelah ini, mungkin juga nggak akan lima tahun sekali diadakan lagi. Yang aku maksud keluarga besar ini adalah keluarga kakek dari ibuku. Dengan merekalah kami lebih sering berinteraksi sejak bapakku meninggal.

Dan wik-en kemaren itu, paman-bibi, pakde-bude, dan beberapa kerabat lain, sejumlah lebih dari 40 orang yang mostly tinggal di Malang, diterbangkan ke Jakarta untuk jalan-jalan... Selama 3 hari 2 malam mereka ada di Bogor-Jakarta untuk ngumpul2 dan jalan2. Dan semuanya, dari tiket pesawat, kamar hotel, makan, hingga uang belanja, ditanggung oleh salah seorang pakdeku yang jadi pejabat di salah satu kabupaten :) Aku nggak mau coba2 menghitung berapa total biaya yang dikeluarkan beliau... nikmati aja lah... kapan lagi.... :)

Haruskah aku menceritakan secara detail tentang jalan2 sekeluarga besar ini? nggak usah deh ya... ya cuma muter2 di kebon raya, belanja di tajur, nginep di hotel di jkt, besoknya belanja ke mangga dua dan main ke dufan. That's all. Nggak penting kan untuk dijembreng secara detil?

Yang jelas sih kalo ada pertemuan keluarga gini, aku kadang bete duluan. Harus udah siap dengan perisai terhadap pertanyaan2 klise. kapan nih? mana, kok gak diajak? kamu ini udah begini begitu begini begitu..... duh. Spinnng

Tapi alhamdulillah hingga akhir acara tamasya keluarga ini nggak ada yang bertanya dengan terlalu serius. Hanya bertanya sekilas, atau sekedar ngeledekin. Maklum lah kan saat itu aspirasi utamanya adalah berlibur dan bersenang2, ngapain juga mikirin ponakan yang nggak mau dipikirin. Hehehe. Dan akupun nanggapinya cukuplah dengan gaya cengar-cengir yang rada childish, atau aku jawab dengan candaan balik.

Pamanku yang waktu aku pulang bulan agustus kemarin sempet memberi petuah panjang lebar soal hikmah pernikahan, kemarin itu sempet pengen melanjutkan petuahnya. Dia suruh aku duduk disebelahnya, diapit ama sodara sepupuku yang udah punya 2 anak. Untungnya atmosfir saat itu sedang penuh canda. Jadi aku bisa tanpa rasa bersalah, mengelak "Enggak ah, nanti dinasehatin panjang lebar lagi..." :D sambil ngeloyor malu-malu ke belakang...

Yang nanya, "Mana? kok nggak diajak?", aku jawab aja "Waduh!.... iya, ketinggalan di terminal!" atau "Oh, nanti dia nunggu di Mangga Dua", hehehe.... ngeles terusssssss. Tapi untungnya sih keluargaku humoris gitu, jadi aku jawab seperti itu ya nggak masalah, mereka juga pada ketawa-ketawa.
Big Smile

Tapi kerabat yang tidak terlalu dekat dan kenal malah nanyanya "Di Jakarta kuliah dimana?", "Oh, udah kerja toh? alhamdulillah", atau malah terkaget-kaget "Hah!! masak sih kamu ini sepantaran sama mbak F (yang udah punya dua anak)?", "Hah!! 30 lebih? ternyata kamu udah tua to? nunggu apa lagi sih?"... hehehe.

Kesimpulannya, nggak ge-er lo ya tapi kenyataan nih, penampakanku ternyata masih seperti anak kuliahan gitu :D. Hmmmm, jadi boleh lah nyatut umur dikurangi 10 tahun gitu, masih pantes kayaknya..... :p hihihi
Eyebrow

Dilarang protes :p