Monday, November 22, 2004
Keliling Jawa di Hari Lebaran...
Lebaran tahun ini ada yang beda dari tahun2 yang sebelumnya. Terutama adalah perjalanan mudiknya. Bukannya sengaja pengen bikin beda, tapi nasib yang membuatnya beda :)
Tahun ini aku berkesempatan untuk bisa pulang kampung dengan mengendarai Kereta Kencana Kyai Gajah Oling. Tahun-tahun sebelumnya aku nggak pernah kebagian untuk bisa naik kereta ini karena begitu banyaknya peminat, padahal kereta ini lewat deket rumahku di kampung.
Begitulah, hari terakhir puasa dengan riang gembira aku menuju ke stasiun Gumbiro, berbekal satu buntelan pakaian dan sekeranjang makanan untuk di jalan. Membayangkan segala kenangan yang tertinggal di kampung yang bakal aku datangi lagi. Suasana di stasiun tampak normal saja, tidak ada pengumuman aneh2, meski aku baca di koran ada jalur yang rusak. Kereta Gajah Oling juga datang hampir tepat waktu, hanya terlambat 5 menit. Dan berangkatlah aku menuju kampung halaman.
Semuanya tampak berjalan lancar, gajah-gajah penarik kereta melompat-lompat dengan riang gembira sepanjang tanah pasundan. Sepanjang perjalanan malam bisa menyaksikan keramaian aktivitas takbiran di berbagai tempat. Bahkan pada dini hari mereka telah menghantarkan kereta kencana ini hingga tanah raja-raja di Ngayogyakarta. Rasa gembira untuk segera berlebaran di kampung halaman pun semakin menyeruak di hati. Meski udah tahu kalo bakal nggak kebagian sholat Ied.
Namun ketika gajah-gajah itu sampai di tanah Pakualaman Surokarto, mulailah tampak ada yang berbeda. Seharusnya setelah ini, gajah2 itu akan beranjak menengok teman2nya para elang tempur di Madiun. Tapi ternyata mereka yang akan menuju Madiun dipersilakan turun dan akan diantarkan oleh binatang2 mesin berkaki empat menuju Madiun. Lalu bagaimana dengan yang lain?
Dan apa yang terjadi sodara-sodara..... gajah2 yang seharusnya melangkah ke timur, ternyata berubah arah melangkah ke utara.... terus... terus... hingga hampir saja nyemplung ke laut jawa... barulah berbelok ke timur... melewati stasiun Cupu... Bojonesopo... Lamonian.... hingga akhirnya berhenti di Surabaya. Pas di tengah hari di hari pertama Lebaran. Pupuslah sudah harapan untuk menikmati indah dan hikmatnya bermaaf2an dengan sodara2 dekat setelah sholat Ied...
Dengan penuh ramah tamah, selama di Surabaya kita dijamu layaknya seorang tamu dari jauh. Hidangan-hidangan berupa opor terik-matahari dan rendang ac-nggak-terasa membuat kita semua kembali segar bermandikan bulir-bulir mutiara. Apalagi kita juga diajak menari-nari berputar-putar maju-mundur di sekitar surabaya. Wah.. pasti tak terlupakan pengalaman 2 jam itu.
Setelah puas dengan segala hidangan di Surabaya, akhirnya gajah2 itu menempati posisinya kembali. Dan kemanakah rute perjalanan sekarang? ternyata berputar lagi sodara-sodara.... kita akan kembali ke arah barat menuju Kediri. Dan kampungku adalah tujuan terakhir. Huh....
Dalam keadaan segar bermandikan bulir-bulir mutiara perjalanan dilanjutkan mengelilingi pulau Jawa. Tak ada lagi kata-kata yang bisa dilukiskan, hanya ketakjuban dan ke-terpanaan atas kesempatan indah yang mengijinkan kita berdarmawisata berkeliling pulau jawa di hari lebaran.
Dan ketika akhirnya aku bisa juga menginjakkan kakiku di kampung halaman kesayanganku..
hari pertama lebaran telah berlalu....
hiks... hiks....
(ini rute si kyai gajah oling keliling jawa di hari lebaran 2004)
Tahun ini aku berkesempatan untuk bisa pulang kampung dengan mengendarai Kereta Kencana Kyai Gajah Oling. Tahun-tahun sebelumnya aku nggak pernah kebagian untuk bisa naik kereta ini karena begitu banyaknya peminat, padahal kereta ini lewat deket rumahku di kampung.
Begitulah, hari terakhir puasa dengan riang gembira aku menuju ke stasiun Gumbiro, berbekal satu buntelan pakaian dan sekeranjang makanan untuk di jalan. Membayangkan segala kenangan yang tertinggal di kampung yang bakal aku datangi lagi. Suasana di stasiun tampak normal saja, tidak ada pengumuman aneh2, meski aku baca di koran ada jalur yang rusak. Kereta Gajah Oling juga datang hampir tepat waktu, hanya terlambat 5 menit. Dan berangkatlah aku menuju kampung halaman.
Semuanya tampak berjalan lancar, gajah-gajah penarik kereta melompat-lompat dengan riang gembira sepanjang tanah pasundan. Sepanjang perjalanan malam bisa menyaksikan keramaian aktivitas takbiran di berbagai tempat. Bahkan pada dini hari mereka telah menghantarkan kereta kencana ini hingga tanah raja-raja di Ngayogyakarta. Rasa gembira untuk segera berlebaran di kampung halaman pun semakin menyeruak di hati. Meski udah tahu kalo bakal nggak kebagian sholat Ied.
Namun ketika gajah-gajah itu sampai di tanah Pakualaman Surokarto, mulailah tampak ada yang berbeda. Seharusnya setelah ini, gajah2 itu akan beranjak menengok teman2nya para elang tempur di Madiun. Tapi ternyata mereka yang akan menuju Madiun dipersilakan turun dan akan diantarkan oleh binatang2 mesin berkaki empat menuju Madiun. Lalu bagaimana dengan yang lain?
Dan apa yang terjadi sodara-sodara..... gajah2 yang seharusnya melangkah ke timur, ternyata berubah arah melangkah ke utara.... terus... terus... hingga hampir saja nyemplung ke laut jawa... barulah berbelok ke timur... melewati stasiun Cupu... Bojonesopo... Lamonian.... hingga akhirnya berhenti di Surabaya. Pas di tengah hari di hari pertama Lebaran. Pupuslah sudah harapan untuk menikmati indah dan hikmatnya bermaaf2an dengan sodara2 dekat setelah sholat Ied...
Dengan penuh ramah tamah, selama di Surabaya kita dijamu layaknya seorang tamu dari jauh. Hidangan-hidangan berupa opor terik-matahari dan rendang ac-nggak-terasa membuat kita semua kembali segar bermandikan bulir-bulir mutiara. Apalagi kita juga diajak menari-nari berputar-putar maju-mundur di sekitar surabaya. Wah.. pasti tak terlupakan pengalaman 2 jam itu.
Setelah puas dengan segala hidangan di Surabaya, akhirnya gajah2 itu menempati posisinya kembali. Dan kemanakah rute perjalanan sekarang? ternyata berputar lagi sodara-sodara.... kita akan kembali ke arah barat menuju Kediri. Dan kampungku adalah tujuan terakhir. Huh....
Dalam keadaan segar bermandikan bulir-bulir mutiara perjalanan dilanjutkan mengelilingi pulau Jawa. Tak ada lagi kata-kata yang bisa dilukiskan, hanya ketakjuban dan ke-terpanaan atas kesempatan indah yang mengijinkan kita berdarmawisata berkeliling pulau jawa di hari lebaran.
Dan ketika akhirnya aku bisa juga menginjakkan kakiku di kampung halaman kesayanganku..
hari pertama lebaran telah berlalu....
hiks... hiks....
(ini rute si kyai gajah oling keliling jawa di hari lebaran 2004)
<< Home