Thursday, April 10, 2008
Java Joe
Judul : JAVA JOE
Sub Judul : Rahasia Kebangkitan Rara Jonggrang
Pengarang : J.H Setiawan
Penerbit : C Publishing, Februari 2008, 236 hlm
ISBN : 978-979-24-3937-3
Sebagai penggemar genre science fiction buku ini langsung memikat perhatian. Gambar sampul futuristik berupa gambaran kota masa depan digabung dengan bentuk bangunan candi Prambanan, dan judul "Java Joe" mengisyaratkan sebuah percampuran antara dunia super modern di masa depan dengan dunia dari kebudayaan masa lalu.
Sub judulnya "Rahasia Kebangkitan Rara Jonggrang", sedikit menimbulkan suatu kontradiksi antara apakah ini fiksi ilmiah atau cerita mistis. Rara Jonggrang sejauh ini tidak pernah menjadi tokoh dalam legenda dan cerita mistis di Jawa. Keberanian penulis buku ini membuat sebuah cerita fiksi rekaan dengan mengambil latar belakang legenda Rara Jonggrang cukup membuat penasaran, seberapa jauh legenda itu akan diutak-atik.
Ringkasan Cerita:
Bab Satu dari novel ini mengisahkan kembali legenda Rara Jonggrang dan seribu candi. Prabu Baka ayah Rara Jonggrang dikalahkan Bandung Bandawasa dari kerajaan Pengging. Rara Jonggrang yang keberatan diboyong oleh Bandung Bandawasa mengajukan syarat agar dibangunkan seribu candi dalam semalam. Dalam novel ini diceritakan bahwa Rara Jonggrang enggan menerima Bandung Bandawasa karena ia telah menjalin kisah cinta mendalam dengan Gandrung Wicaksana, saudara sebapak Bandung Bandawasa.
Bab Dua kisahnya langsung melompat jauh ke sekitar tahun 2029 dimana manusia telah membangun koloni di bulan dan sedang menjajaki pembangunan koloni di planet Mars. Commander Java Joe, ahli aeronautika berkebangsaan Indonesia memimpin misi ketiga pendaratan manusia di Mars yang dimotori oleh United Federation of Spaceforce, badan antariksa dunia.
Sekembalinya dari Mars, Joe menemui Profesor Jones di Inggris. Profesor Jones adalah dosen Arkeologi di tempat Joe menuntut ilmu dahulu, dan saat itu Profesor Jones sedang meneliti beberapa prasasti dan manuskrip kuno dari Jawa. Dari artefak-artefak tersebut Profesor Jones menemukan simbol aneh yang ia ingat sama dengan simbol pada kalung yang selalu dipakai oleh Joe. Ketika Joe menyerahkan kalung itu dan menyatakan bahwa itu adalah kalung turun temurun, Profesor Jones langsung menyimpulkan bahwa Java Joe adalah keturunan dari Gandrung Wicaksana. Dan hanya Joe yang mampu membangkitkan kembali Rara Jonggrang yang hingga saat itu sedang tertidur sebagai patung...
Dahulu Bandung Bandawasa mengerahkan kesaktiannya untuk membangun seribu candi dan kemudian mengubah Rara Jonggrang menjadi batu dengan memanfaatkan energi yang dipancarkan oleh Purnama Perak. Kini ratusan tahun kemudian, Purnama Perak akan terjadi lagi. Dan itulah saatnya untuk membangunkan Rara Jonggrang dari tidur panjangnya. Sebuah organisasi rahasia international telah menantikan saat-saat bangkitnya Rara Jonggrang ini.
Pada saat yang sama bumi sedang terancam oleh sebuah fenomena alam yang bisa menghancurleburkan seluruh penghuninya. Gumpalan energi yang sangat besar, yang dinamai Pegasus, sedang dalam jalur yang akan segera menabrak bumi dan menyerap seluruh materi yang dikenainya. Kejadian ini dirahasiakan dari publik, karena diyakini tidak mungkin menyelamatkan bumi dari kehancuran.
Berhasilkah Joe membangkitkan Rara Jonggrang sekaligus menyelamatkan bumi dari kehancuran total?
REVIEW:
Fiksi Ilmiah yang Meyakinkan
J.H. Setiawan adalah seorang penulis yang juga dosen dan wartawan, tak pelak lagi jika pengetahuannya sangatlah luas untuk bisa menyusun sebuah cerita fiksi ilmiah dengan bumbu sejarah Jawa seperti novel "Java Joe" ini. Satu hal yang paling mengagumkan dari novel ini adalah, uraian tentang teknologi dan ilmu di masa depan yang direka oleh J.H Setiawan sangat bagus dan meyakinkan. Tidak terasa seperti tempelan mengada-ada sebagaimana beberapa fiksi ilmiah lokal yang pernah diterbitkan sebelumnya.
Memang beberapa teori jelas-jelas hanya rekaan pribadi, yang kalau mau ditelusuri sedikit lebih jauh secara ilmiah bakalan ketahuan bolong-bolongnya. Tetapi disini penulis bisa menampilkannya dengan cukup meyakinkan melalui sejumlah analisa dan contoh, yang juga rekaan, sehingga terkesan sebagai teori yang benar2 terjadi. Istilah-istilah teknis yang digunakan terasa pas penggunaannya (kecuali istilah "spaceghost" yang terdengar terlalu mistis untuk istilah ilmiah).
Namun kehebatan dalam penuturan teknologi canggih itu kemudian menjadi canggung ketika dipertemukan dengan legenda dan mitos masa lalu dengan keberadaan manusia-manusia sakti yang ilmunya melebihi teknologi canggih dari masa depan. Seandainya penulis bisa mereka-reka sebuah teori ilmiah yang menjelaskan bagaimana kesaktian itu bisa mewujud mungkin akan semakin memperkuat novel ini sebagai fiksi ilmiah tanpa campuran mitos dunia mistis.
Pengembangan Cerita Kurang Mendalam
Jalinan kisah dan konfliknya lumayan seru. Ada banyak pihak dengan kekuatannya masing-masing sedang berebut kepentingan. Kejutan demi kejutan berkali-kali sanggup membelokkan alur cerita. Sayangnya penulis tidak memberi celah kepada pembaca untuk bisa terlibat lebih seru dengan menyajikan teka-teki dan petunjuknya yang bisa ditebak-tebak oleh pembaca. Pembaca hanya bisa diam menonton saja apa yang dihidangkan penulis.
Penulis memiliki modal materi cerita yang sangat bagus untuk dibentuk menjadi sebuah kisah seru, namun pengerjaannya terasa terlalu terburu-buru. Tidak diberikan ruang yang cukup untuk pendalaman karakter tokoh-tokoh utamanya. Biografi Java Joe memang sudah dituturkan, tetapi karakternya tidak sempat diperdalam untuk lebih mendekatkan pembaca kepada sang tokoh. Tiba-tiba Joe sudah terlibat konflik dan berlarian kesana kemari. Pendalaman setting juga sering kali hanya sedikit diberikan sambil lalu. Penulis lebih mementingkan action, action dan action.
Dan kekecewaan-kekecewaan kecil itu ditutup dengan ending yang mementahkan keingintahuan pembaca. Bukan sekedar menggantung, tetapi membuat pembaca bertanya-tanya "Jadi sebenarnya apa yang ingin diceritakan kalau ternyata endingnya begini?". Ataukah mungkin akan ada sekuelnya yang menjelaskan hubungan semua kejadian di novel ini?...
Terlepas dari kekurangan-kekurangan tersebut, novel ini adalah salah satu novel lokal yang patut diacungi jempol dari sisi fiksi ilmiahnya.
Sub Judul : Rahasia Kebangkitan Rara Jonggrang
Pengarang : J.H Setiawan
Penerbit : C Publishing, Februari 2008, 236 hlm
ISBN : 978-979-24-3937-3
Sebagai penggemar genre science fiction buku ini langsung memikat perhatian. Gambar sampul futuristik berupa gambaran kota masa depan digabung dengan bentuk bangunan candi Prambanan, dan judul "Java Joe" mengisyaratkan sebuah percampuran antara dunia super modern di masa depan dengan dunia dari kebudayaan masa lalu.
Sub judulnya "Rahasia Kebangkitan Rara Jonggrang", sedikit menimbulkan suatu kontradiksi antara apakah ini fiksi ilmiah atau cerita mistis. Rara Jonggrang sejauh ini tidak pernah menjadi tokoh dalam legenda dan cerita mistis di Jawa. Keberanian penulis buku ini membuat sebuah cerita fiksi rekaan dengan mengambil latar belakang legenda Rara Jonggrang cukup membuat penasaran, seberapa jauh legenda itu akan diutak-atik.
Ringkasan Cerita:
Bab Satu dari novel ini mengisahkan kembali legenda Rara Jonggrang dan seribu candi. Prabu Baka ayah Rara Jonggrang dikalahkan Bandung Bandawasa dari kerajaan Pengging. Rara Jonggrang yang keberatan diboyong oleh Bandung Bandawasa mengajukan syarat agar dibangunkan seribu candi dalam semalam. Dalam novel ini diceritakan bahwa Rara Jonggrang enggan menerima Bandung Bandawasa karena ia telah menjalin kisah cinta mendalam dengan Gandrung Wicaksana, saudara sebapak Bandung Bandawasa.
Bab Dua kisahnya langsung melompat jauh ke sekitar tahun 2029 dimana manusia telah membangun koloni di bulan dan sedang menjajaki pembangunan koloni di planet Mars. Commander Java Joe, ahli aeronautika berkebangsaan Indonesia memimpin misi ketiga pendaratan manusia di Mars yang dimotori oleh United Federation of Spaceforce, badan antariksa dunia.
Sekembalinya dari Mars, Joe menemui Profesor Jones di Inggris. Profesor Jones adalah dosen Arkeologi di tempat Joe menuntut ilmu dahulu, dan saat itu Profesor Jones sedang meneliti beberapa prasasti dan manuskrip kuno dari Jawa. Dari artefak-artefak tersebut Profesor Jones menemukan simbol aneh yang ia ingat sama dengan simbol pada kalung yang selalu dipakai oleh Joe. Ketika Joe menyerahkan kalung itu dan menyatakan bahwa itu adalah kalung turun temurun, Profesor Jones langsung menyimpulkan bahwa Java Joe adalah keturunan dari Gandrung Wicaksana. Dan hanya Joe yang mampu membangkitkan kembali Rara Jonggrang yang hingga saat itu sedang tertidur sebagai patung...
Dahulu Bandung Bandawasa mengerahkan kesaktiannya untuk membangun seribu candi dan kemudian mengubah Rara Jonggrang menjadi batu dengan memanfaatkan energi yang dipancarkan oleh Purnama Perak. Kini ratusan tahun kemudian, Purnama Perak akan terjadi lagi. Dan itulah saatnya untuk membangunkan Rara Jonggrang dari tidur panjangnya. Sebuah organisasi rahasia international telah menantikan saat-saat bangkitnya Rara Jonggrang ini.
Pada saat yang sama bumi sedang terancam oleh sebuah fenomena alam yang bisa menghancurleburkan seluruh penghuninya. Gumpalan energi yang sangat besar, yang dinamai Pegasus, sedang dalam jalur yang akan segera menabrak bumi dan menyerap seluruh materi yang dikenainya. Kejadian ini dirahasiakan dari publik, karena diyakini tidak mungkin menyelamatkan bumi dari kehancuran.
Berhasilkah Joe membangkitkan Rara Jonggrang sekaligus menyelamatkan bumi dari kehancuran total?
REVIEW:
Fiksi Ilmiah yang Meyakinkan
J.H. Setiawan adalah seorang penulis yang juga dosen dan wartawan, tak pelak lagi jika pengetahuannya sangatlah luas untuk bisa menyusun sebuah cerita fiksi ilmiah dengan bumbu sejarah Jawa seperti novel "Java Joe" ini. Satu hal yang paling mengagumkan dari novel ini adalah, uraian tentang teknologi dan ilmu di masa depan yang direka oleh J.H Setiawan sangat bagus dan meyakinkan. Tidak terasa seperti tempelan mengada-ada sebagaimana beberapa fiksi ilmiah lokal yang pernah diterbitkan sebelumnya.
Memang beberapa teori jelas-jelas hanya rekaan pribadi, yang kalau mau ditelusuri sedikit lebih jauh secara ilmiah bakalan ketahuan bolong-bolongnya. Tetapi disini penulis bisa menampilkannya dengan cukup meyakinkan melalui sejumlah analisa dan contoh, yang juga rekaan, sehingga terkesan sebagai teori yang benar2 terjadi. Istilah-istilah teknis yang digunakan terasa pas penggunaannya (kecuali istilah "spaceghost" yang terdengar terlalu mistis untuk istilah ilmiah).
Namun kehebatan dalam penuturan teknologi canggih itu kemudian menjadi canggung ketika dipertemukan dengan legenda dan mitos masa lalu dengan keberadaan manusia-manusia sakti yang ilmunya melebihi teknologi canggih dari masa depan. Seandainya penulis bisa mereka-reka sebuah teori ilmiah yang menjelaskan bagaimana kesaktian itu bisa mewujud mungkin akan semakin memperkuat novel ini sebagai fiksi ilmiah tanpa campuran mitos dunia mistis.
Pengembangan Cerita Kurang Mendalam
Jalinan kisah dan konfliknya lumayan seru. Ada banyak pihak dengan kekuatannya masing-masing sedang berebut kepentingan. Kejutan demi kejutan berkali-kali sanggup membelokkan alur cerita. Sayangnya penulis tidak memberi celah kepada pembaca untuk bisa terlibat lebih seru dengan menyajikan teka-teki dan petunjuknya yang bisa ditebak-tebak oleh pembaca. Pembaca hanya bisa diam menonton saja apa yang dihidangkan penulis.
Penulis memiliki modal materi cerita yang sangat bagus untuk dibentuk menjadi sebuah kisah seru, namun pengerjaannya terasa terlalu terburu-buru. Tidak diberikan ruang yang cukup untuk pendalaman karakter tokoh-tokoh utamanya. Biografi Java Joe memang sudah dituturkan, tetapi karakternya tidak sempat diperdalam untuk lebih mendekatkan pembaca kepada sang tokoh. Tiba-tiba Joe sudah terlibat konflik dan berlarian kesana kemari. Pendalaman setting juga sering kali hanya sedikit diberikan sambil lalu. Penulis lebih mementingkan action, action dan action.
Dan kekecewaan-kekecewaan kecil itu ditutup dengan ending yang mementahkan keingintahuan pembaca. Bukan sekedar menggantung, tetapi membuat pembaca bertanya-tanya "Jadi sebenarnya apa yang ingin diceritakan kalau ternyata endingnya begini?". Ataukah mungkin akan ada sekuelnya yang menjelaskan hubungan semua kejadian di novel ini?...
Terlepas dari kekurangan-kekurangan tersebut, novel ini adalah salah satu novel lokal yang patut diacungi jempol dari sisi fiksi ilmiahnya.
<< Home