Tuesday, May 17, 2005

Padi, Album ke-4


Album ini sekarang lagi aku puter, puter, puter, dan puter terus di playlist, baik di kantor maupun di rumah. Biasalah, namanya juga barang baru... :D Sebenernya aku nggak punya pengetahuan yang cukup tentang musik, tapi biar aja deh, nekat aja ngebahas album ini di blog. Kalo ada komentar yang terlalu subyektif atau ngawur, harap maklum aja ya.. namanya juga orang awam :)

Kelahiran Kembali

Setelah berselang hampir 2 tahun dari rilis album ke-3, minggu lalu album ke-4 Padi resmi diluncurkan. Dengan mengambil nama grup mereka sendiri sebagai titel album ini, "Padi". Simpel, sama sederhananya dengan cover album yang dominan putih tanpa banyak foto, ornamen dan kalimat2 sambutan. Di album ini Padi tampil dengan logo baru mereka, berupa tulisan "Padi" dalam bentuk yang sedikit berbeda dari sebelumnya dengan warna pelangi. Kayaknya sih kalo diliat dari sudut manapun, logo baru ini tidak akan menimbulkan masalah yang aneh2 :P

Katanya pemilihan logo yang lebih ceria dan judul album yang self-titled itu dimaksudkan sebagai kelahiran kembali grup ini. Kelahiran kembali semangat mereka untuk berkarya dengan lebih kreatif, dan mencoba menghapus kesan gelap yang tergambar dari album2 sebelumnya. Memang, album ketiga "Save My Soul" itu terasa sekali kegetirannya. Judul2 lagunya saja, Hitam, Patah, Rapuh, Repihan Hati. Lebih tergambar lagi kalau kita ngeliat videoklip2 dari lagu2 di album itu yang gelap dan sendu.

Betapapun mereka bilang album ini lebih ceria dan optimis, tetap saja image Padi tidak bisa bergeser jauh dari kesan kelabu dan berat. Terutama menurutku adalah dari vokalnya si Fadly yang mirip orang bergumam itu. Lagu apapun kayaknya bakalan terasa kelabu kalo dinyanyikan sepenuh hati oleh Fadly. Susah pasti ngebayangin Fadly bisa sukses jejingkrakan nyanyiin lagu2nya Naif atau /Rif yang ceria :D

Tapi kalo ngebaca lirik dari lagu2 yang ada di album ini, memang kesan optimis itu bisa terasa. Lha wong lagu yang berkisah tentang patah hati aja dikasih judul "Masih Tetap Tersenyum" je. Terus lagi lagu "Prolog", "Menerobos Gelap", dan "Akhir Dunia" yang dipenuhi ajakan optimisme dalam menjalani kehidupan, sangat mendukung keinginan mereka menciptakan image yang lebih cerah. Tapi apa daya, keluhan2 yang dilantunkan pada lagu yang menjadi single pertamanya "Menanti Sebuah Jawaban" dan juga lagu "Save My Soul" kembali mengibarkan image Padi yang kelabu. Udahlah Di...Padi... kamu tetap indah kok di sudut yang kelabu itu... :).. Kita2 juga sering merasa kelabu, dan kadang perlu theme song yang indah dan tepat untuk mewakili perasaan dan suasana itu.

Lebih Ringan

Dari aransemen musiknya, album ini aku rasakan sedikit lebih ringan daripada album sebelumnya. Album sebelumnya, katanya, memang menjadi ajang idealisme mereka untuk mengeksploitasi kemampuan bermusik, sehingga jadi lebih berat. Dan di album ini mereka kembali ke tempat semula dan melakukan kompromi dengan menyajikan aransemen musik yang lebih mudah dicerna, yang lebih catchy. Hanya di "Menerobos Gelap" yang masih terasa nuansa dari lagu "Hitam" di album 3 yang berat dan penuh distorsi. Sedangkan di lagu yang lain ditampilkan rhythm yang sedikit lebih ringan, yang bisa mengajak penikmatnya terhanyut atau mengangguk2kan kepala.

Tapi seringan2nya lagu Padi, tetep aja nggak mudah langsung melekat di telinga pendengarnya. Lagu2 Padi itu kan udah terkenal baru akan terasa enak setelah beberapa kali didengarkan. Dan itupun tidak semua orang bisa mencerna soul (cieeeh) dari lagu2 Padi, beberapa orang tetep nggak ngerti apa enaknya sih lagu2nya Padi? kesian ya... :P

Kolaborasi

Di album ini Padi mencoba memberi sentuhan lain dengan berkolaborasi bersama beberapa musisi gaek yang udah terkenal kampiun dijalurnya masing2. Abadi Soesman, Bubby Chen, dan Idris Sardi menyumbangkan kemampuan mereka bermusik masing2 di satu lagu dalam album ini.

Bubby Chen berhasil menyelamatkan lagu "Elok", yang awalnya menurutku datar dan tidak berkesan. Permainan piano Bubby Chen pada interlude lagu ini yang rumit, jazzy, khas Bubby Chen, menjadikan lagu "Elok" mekar indah.

Idris Sardi. Jangan ditanya deh. "Masih Tetap Tersenyum" yang melodinya berada diantara "Kasih Tak Sampai" dan "Cahaya Mata", menjadi semakin menghanyutkan bahkan menenggelamkan dengan imbuhan gesekan biola syahdu mengiris menyayat hati dari Idris Sardi...

Sementara Abadi Soesman, aku nggak bisa menangkap dimana permainan hammond-nya pada lagu "Tak Hanya Diam". Ya gimana bisa nangkap, wong aku nggak tahu hammond itu wujudnya kayak apa, suaranya kayak apa :P

10 Lagu

"Prolog", lagu ini berusaha meninggalkan pakem Padi, berusaha tampil ceria untuk memancangkan bendera bahwa Padi kembali bangkit penuh semangat. Penekanan pada satu-satu suku kata dan pemotongan kata yang pendek2 mengingatkan aku pada lagu "Bintang"-nya Air yang terdengar ringan kekanak2an. Terasa aneh buatku, Padi bikin lagu seperti itu.

"Tak Hanya Diam", berlirik tentang filosofi cinta, bahwa cinta tak hanya diam. Ornamen suara siulan berhasil menambah unsur cathcy dalam lagu ini. Piyu ikut bernyanyi di lagu ini dengan low voice, seolah ingin ngajarin Ahmad Dhani bagaimana menambahkan low voice yang bisa menambah keindahan lagu bukannya malah merusak :P

"Menanti Sebuah Jawaban", single jagoan pertama. Pertama kali denger di radio beberapa bulan lalu, kesan yang aku dapet muram dan kurang greget. Tapi setelah dengerin beberapa kali... waah indah juga nih lagu, liriknya, melodinya, aransemennya. Kalo lagi sendirian nggak tahan untuk nggak ikut nyanyiin bagian reff-nya :D

"Elok". Terlalu ringan dan datar. Walau terasa seperti sebagai tempelan saja, Bubby Chen tampil mengejutkan di interludenya.

"Siapa Gerangan Dirinya". Datar dan muram, tapi masih khas Padi.

"Menerobos Gelap". Yang paling ngerock!! Tapi se-ngerocknya Padi, dengan vokalis bersuara sendu gitu ya nggak bakal jadi Heavy Metal. Apalagi ada bagian lagu yang menggunakan aransemen string. Liriknya inspiratif.

"Save My Soul". Lagu ini etnik banget. Melodi dan vokalnya sudah dibikin etnik agak meliuk-liuk, ditambah dengan tabuhan ritmis tabla dari Kousik Dutta (nggak tahu nih orang mana), wuaah...makin deh. Denger lagu ini aku jadi inget album "Snow on the Sahara"-nya Anggun. Liriknya berbahasa Inggris ditulis ama Fadly, meski terasa ada kejanggalan disana-sini, tapi ini kemajuan yang berarti untuk go international. Kalo inget lagu "Rapuh" di album ketiga, ada dua kalimat dari lagu ini dinyanyikan akustik di ujung akhir lagu itu.

"Akhir Dunia". Lagu ini juga ngerock penuh semangat tapi masih bisa buat goyang2 kepala, dan juga diimbuhi backing vocal dari Piyu. Katanya bertutur tentang para pecandu narkoba agar mau bangkit, melepaskan diri, dan kembali membangun hidupnya, mengejar mimpinya.

"Ternyata Cinta". Indah dan catchy.

"Masih Tetap Tersenyum". Punya potensi untuk jadi salah satu lagu legendaris evergreen dari Padi selain "Kasih Tak Sampai". Lembut, indah, tapi optimis. Idris Sardi memang pilihan paling paten untuk membuat lagu ini tambah indah. Sayang lagunya pendek...

Nggak Rugi kok

Buat yang suka ama lagu2 Padi, nggak rugi kok beli album ini. Setelah hampir 2 tahun menunggu, album ini bisa jadi obat kangen yang melipur lara. Padi masih konsisten dengan jalur musiknya yang sedikit ngerock, agak muram, tapi indah dan dinamis. Meskipun banyak grup band baru yang mencoba "kepadi-padian", tapi tetep Padi yang paling orisinil.

Kabarnya pada hari pertama peluncuran album ini langsung laku 300 ribu kopi... wuah... langsung double platinum dong ya. TOP!!