Tuesday, July 19, 2005

Menari Di Tepian

Novel ini udah selesai aku baca seminggu yang lalu, tapi baru sekarang aku sempet nulis reviewnya di blog. Sebelum menyempatkan diri untuk nulis ini, aku sempet mikir, apa iya aku harus selalu nulis review setiap kali selesai baca novel? ...Lho? yang mengharuskan itu sapa ya? itu kan sebenernya keisengan diriku sendiri, biar ada posting baru di blog :D ...

Tapi nggak gitu sih. Masalahnya setiap selesai baca novel yang memberikan kesan tersendiri, aku merasa bahwa kesan2 yang aku peroleh itu akan lebih baik jika diabadikan. Diabadikan dengan cara dituliskan. Dan kebetulan sekali aku punya blog, tempat yang tepat untuk mengabadikan kesan2 ini. Sukur2 kalo bisa mempengaruhi orang yang baca reviewku itu untuk ikutan beli dan baca... :D

Kali ini adalah Novel karya Han Nolan, "Dancing on The Edge", yang diterjemahkan oleh penerbit Serambi menjadi "Menari di Tepian". Novel aslinya udah diterbitkan cukup lama, tahun 1997. Pada tahun itu juga novel ini memenangkan National Book Award (nggak jelas di negara mana, tapi mestinya sih US..), untuk kategori literatur remaja.

Aku ngambil novel ini, yang sama sekali belum pernah aku baca reviewnya dan belum ada yang merekomendasikan, ya terutama karena ada embel2nya telah memenangkan suatu Award. Kalo berhasil memenangkan suatu Award, mestinya sih bukan karya kacangan kan? Pengen tahu juga, apa aku juga bisa menemukan kehebatan novel itu sehingga layak mendapat Award?... Jadilah aku ambil saja novel ini. Embel2 bahwa ini adalah literatur remaja nggak terlalu aku pusingin. Sekalian pengen tahu, literatur remaja kayak apa sih yang bisa menang award ini?

Setelah aku selesai baca, ternyata ini bukanlah novel remaja seperti yang kebanyakan. Novel remaja umumnya kan penuh dengan keceriaan atau petualangan, dengan kisah cinta sebagai bumbu utamanya atau malah main coursenya. Novel ini malah cenderung gelap dan hampir tanpa kisah cinta monyet dari pelaku utamanya yang masih remaja. Ini memang bukan novel yang bisa dipake haha-hihi sendirian, juga bukan novel yang bisa bikin permbacanya ikut tersipu2 malu mengikuti kisah cinta.

Ringkasan Kisahnya

*Spoiler Alert!!* :P

Berkisah tentang remaja perempuan, Miracle McCloy, di sekitar usianya yang ke-13 tahun. Diberi nama Miracle karena memang dia dianggap sebagai keajaiban. Dia berhasil diselamatkan dari kandungan ketika ibunya tewas dalam suatu kecelakaan. Diasuh oleh neneknya, Gigi, yang sangat mempercayai hal2 yang berbau mistik. Sementara ayahnya, Dane, adalah seorang novelis yang lebih banyak mengurung diri di kamar.

Suatu ketika mereka dikejutkan oleh hilangnya Dane. Tanpa meninggalkan bekas dan tanda apa2 kecuali jubah mandinya. Gigi berkeras menyatakan bahwa Dane telah "meleleh" dan Miracle mempercayainya. Setelah kejadian itu mereka pindah ke rumah Kakek Opal, mantan suami Gigi.

Di rumah itu, Kakek Opal dan Gigi hampir tidak pernah berhenti bertengkar. Tapi Miracle sangat disayang oleh Kakeknya. Ketika melihat Miracle mempunyai bakat menari seperti ibunya, Kakek Opal mendaftarkannya ke sebuah kursus menari. Dengan catatan, Gigi tidak boleh tahu. Karena Gigi akan marah besar kalo mengetahuinya. Gigi lebih ingin Miracle mengikuti jejaknya sebagai ahli spiritual.

Ketika suatu tornado menghempas rumah Kakek Opal hingga berantakan. Miracle berpindah lagi, kali ini ia diajak tinggal bersama adik ibunya, bibi Casey. Di tempat ini Miracle belum juga bisa mendapat ketenangan. Bahkan tamparan keras menimpa Miracle, ketika seorang teman sekolahnya mengatakan bahwa semua yang dipamerkan Miracle di sekolah sebagai mantra2 mistik dari neneknya hanyalah tipuan yang penuh kebohongan. Miracle tidak bisa menerima itu, dan dia ingin membuktikan bahwa Gigi selalu benar. Dan yang terjadi adalah kecelakaan yang membawa Miracle harus dirawat di rumah sakit.

Dr. DeAngelis, seorang psikiater, yang melihat Miracle mengalami masalah mental cukup berat, membawa Miracle ke bagian terapi mental setelah luka2 Miracle sembuh. Terapi yang kadang dilakukan bersama Bibi Casey, pelan2 mengungkap masa lalu Miracle dan keluarganya. Gigi yang tidak rela cucunya dikuasai orang lain dan mengetahui hal yang sebenarnya, mencoba melarikan Miracle dari rumah sakit untuk kembali tinggal bersamanya. Tapi Miracle yang perlahan2 mulai mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, malah menelanjangi Gigi selama perjalanan pelarian. Dan terungkaplah semua masalah mereka.

Tentang Remaja Bermasalah

Satu hal yang terasa paling kuat di novel ini adalah cara penuturannya. Han Nolan berhasil memasuki otak seorang remaja yang mengalami tekanan mental. Penuturan yang kadang melompat-lompat, kadang absurd, kadang mencoba bercanda dengan kenyataan, sangat khas dengan cara berpikir seorang remaja yang sedang mencari jati diri. Memang cara penuturan seperti itu membuat cerita ini mengalir aneh dan kadang sulit dimengerti. Apalagi yang diceritakan juga adalah hal2 aneh berbau mistik yang banyak dilakukan dan diajarkan oleh Gigi, membuat separoh awal novel ini menjadi cerita aneh. Tapi pada akhirnya semuanya menjadi jelas, bahwa Miracle adalah remaja yang bermasalah karena dikondisikan secara salah oleh keluarganya.

Gigi yang terlalu otoriter terhadap anak, menantu, dan cucunya-lah yang menjadi sumber masalah. Gigi ingin membentuk mereka seperti yang ia mau. Tapi yang terjadi tidak ada seorangpun yang berbahagia.

Han Nolan sangat berhasil mewujudkan cara berpikir seorang remaja bermasalah. Remaja yang merasa bahwa segala sesuatu yang buruk yang terjadi di dunia adalah karena kesalahannya. Remaja yang setiap saat menunggu terjadinya keajaiban, yang akan mengembalikan ayahnya, keajaiban yang akan menemukan dia sebagai anak berbakat yang dibanggakan oleh setiap orang.

Dan di bagian akhir cerita yang memutarbalikkan segalanya, Han Nolan menjadikan Miracle sebagai remaja yang akhirnya mampu berpikir jernih dan berani menghadapi kenyataan. Jalan cerita yang tadinya absurd menjadi jernih dan terjelaskan.

Berat tapi Menyentuh

Sebenarnya cerita ini menurutku agak terlalu berat buat remaja. Terlalu serius. Mungkin lebih tepat ditujukan sebagai pelajaran bagi para orang tua tentang pengaruh buruk yang bisa timbul jika mereka menutup2i masa lalu seorang anak dan bersikap otoriter. Jika pun ada remaja yang tertarik membacanya, tentulah remaja yang memang menyukai bacaan serius dan telah siap dengan variasi cerita yang melibatkan masalah gangguan mental.

Beberapa reviewer menyatakan kecewa karena isi cerita ini tidak sesuai dengan judulnya. Mereka berharap akan banyak kisah tentang penari dan segala seluk beluk tariannya. Memang ada bagian yang menceritakan tentang pelajaran tari Miracle, juga tentang tarian2 penuh ekspresi yang dilakukan Miracle. Tapi memang ini bukan kisah tentang penari dan tariannya.

Walaupun awalnya cukup membingungkan, cerita ini diakhiri dengan ending yang sangat menyentuh. Ending yang menjelaskan semuanya. Menunjukkan siapa sebenarnya yang benar2 tulus menyayangi, dan siapa yang sebenarnya menyayangi hanya demi menunjang kepentingan dirinya sendiri.