Wednesday, November 23, 2005

Menolong Orang di ATM

Pernah nggak ngalamin waktu lagi ngantri di ATM trus ada yang minta tolong?
Nolongin nggak? pake curiga nggak?

Aku pernah beberapa kali.

ATM adalah Peti Harta

Curiga? tentu saja iya. Tapi mungkin lebih tepat kalo pake istilah "waspada". Namanya juga ini menyangkut "tempat penyimpanan harta". Wajar banget dan malah sudah seharusnya kalau ekstra hati-hati saat membuka peti harta itu di tempat umum.

ATM penyimpan harta itu ada dimana-mana. Dan yang menjadi benteng pembatas antara kita dan harta itu adalah kartu ATM dan nomer PIN yang tersimpan di memori. Kalo sampai kedua hal itu jatuh ke tangan orang, apalagi yang tidak bertanggung jawab, bisa terbanglah seluruh harta yang sekian lama dikumpulkan dengan susah payah.

Apalagi ditambah dengan begitu banyaknya cerita tindak kriminal yang menggunakan ATM untuk menguras harta korban. Baik itu cerita di koran ataupun yang beredar via internet.

Jadi ya emang wajar, kalo waktu orang mau ngambil ATM (kuat gitu?... :P) ... eh.. ngambil uang di ATM harus waspada dengan sekeliling. Di tempat ATM yang sepi dan tertutup harus hati2 jangan sampai ada yang menguntit lalu merampok. Di tempat ATM yang ramai dan terbuka jangan sampai ada ngeliat nomer pin berapa yang dipencet dan berapa jumlah saldo terakhir. Waktu lagi ngantri bakalan pasang tampang curiga kalo ada orang tak dikenal mencoba nyapa. Sebelum masukin kartu ke slot merhatiin dulu dengan seksama apa mesinnya baik2 saja dan tidak ada hal yang mencurigakan. Setelah mengambil uang, buru-buru masukin uang dan kartu ke dalam dompet dengan hati-hati jangan sampai mengundang orang lain. Kalo lagi iseng dan narsis... senyum dong ke kamera :D (emangnya photobox apa :P)

Parno?... nggak segitu-gitu amat sih :) waspada aja.

Dimintai Tolong di ATM

Dan ketika datang orang yang nggak aku kenal mulai memasang senyum kemudian menyapa waktu aku lagi berdiri ngantri di mesin ATM, yang aku lakukan adalah menunjukkan tampang datar terlebih dahulu. Aku biarkan dia bercerita dulu apa maunya dengan lengkap baru kemudian nanya2 lebih lengkap. Dengan menyalakan mesin deduksi di dalam otak mengolah semua data yang masuk untuk diputuskan masuk akal atau tidak.

Kejadian yang pertama, ada yang minta tolong ditransferkan sejumlah uang ke nomer rekening tertentu dan dia memberi aku sejumlah yang sama dalam bentuk tunai. Masalahnya dia tidak punya account di bank tersebut dan uang tersebut harus segera ditransfer.

Kejadian yang kedua, orang yang lagi di dalam ATM tampak agak bingung lalu keluar dari box. Sebelum aku masuk dia menyapa dan bertanya, apa aku tahu caranya membayar kartu kredit. Setelah aku selesai dengan urusanku nanti dia minta tolong diajarin.

Kejadian yang ketiga terjadi wiken kemaren, hampir mirip dengan yang pertama. Seorang ibu memegang sejumlah uang tunai berdiri di dekat ATM. Saat aku berdiri ikut ngantri ibu itu menyapa dan bertanya apa aku mau ngambil tunai di ATM. Dia menawarkan bagaimana kalo dia memberikan sejumlah tunai yang aku butuhkan, tapi jumlah yang sama dia minta tolong untuk ditransfer ke nomer rekening tertentu. Alasannya karena bank tidak ada yang buka dan ATM Setoran Tunai yang dia kunjungi tidak ada yang berfungsi.

Emang Butuh Ditolong

Di ketiga kejadian itu aku mutusin untuk membantu, tentunya dengan penuh kewaspadaan.

Uang yang aku terima sebagai pengganti transfer aku periksa di depan orang yang meminta tolong itu tentunya dengan minta maaf terlebih dulu biar nggak terlalu tersinggung. Diperiksa dengan cara yang diajarkan oleh Artika Sari Devi, yaitu 3D. Dilihat benang pengamannya dan warna cetakannya. Diraba permukaan uang, kasar atau tidak dan ada tonjolan2 kode tuna netra atau tidak. Dan kemudian Diterawang gambar tanda airnya. Hehehe.. daripada entar nyesel kan.

Waktu dimintai bantuan bayar kartu kredit aku agak curiga jangan2 dia masang sesuatu di ATM. Karena dia udah sempet masuk box dan nanti setelah aku selesai baru dia minta diajarin. Saat aku mau masukin kartu ATM, aku langsung memperhatikan slot ATM, jangan sampai ada hal yang mencurigakan seperti misalnya ada tali yang menjulur dari dalam slot atau benda2 asing lain. Tidak ada yang mencurigakan, dan akupun kemudian ngajarin dia caranya bayar kartu kredit.

Alhamdulillah, ternyata semuanya emang orang2 yang butuh pertolongan. Tidak ada yang berniat jelek. Uang pengganti transfernya nggak ada yang palsu. Yang minta diajarin emang bener nggak tahu dan perlu diajarin, dan tidak terjadi hal2 yang tidak diinginkan terhadap kartu atm dan rekeningku.

Tetap Waspada

Hhhh... kenapa ya, kok jadinya sekarang ini mau nolong orang aja harus paranoid dulu? or it just me?

Pengaruh media kali ya? yang begitu banyak menceritakan kesialan2 orang yang menjadi korban penipuan. Liat aja, sampai ada koran yang khusus berisi berita2 kriminal, bahkan stasiun2 teve swasta juga masing2 punya program harian yang khusus berisi berita kriminal. Setiap saat dicekokin berita macam itu gimana nggak bikin paranoid? Siapa sih yang mau ketimpa sial jadi korban kriminal?

Tapi apa memang udah begitu banyak penipu dan pelaku kriminal di sekitar kita, sehingga harus waspada setiap saat? Katanya sih gitu, meskipun nggak ada data real hasil sensus penjahat yang bisa dijadikan fakta. Nggak tahu lagi kenyataannya. Ketakutan yang terbentuk dari berita2 kriminal itu juga yang bikin berprasangka kalo di sekitar kita itu bisa saja ada yang berniat buruk. Di jaman yang lagi semakin susah gini, semakin banyak orang yang tergencet yang bisa aja nekat melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apalagi di kota besar yang kesenjangan sosialnya tinggi banget.

Yah, pokoknya prinsip aku sih "Tetap waspada dengan orang yang belum kita kenal". Nggak sampai "Don't talk to a stranger" sih. Kalo ternyata tidak ada yang perlu dicurigai ya bolehlah ditolong sesuai yang dia perlukan.

Tapi habis nolong, jangan terus berharap bakal terdengar backsound "You Raise Me Up"-nya Josh Groban ya... lalu nyari2 dimana hidden kameranya... Terus nungguin ada host-nya acara "Toloong!!" datang dan memberi sejumlah uang.. :P Yang ikhlas doooong .... hehehe...