Monday, September 11, 2006

The Namesake

Jhumpa Lahiri, penulis berdarah India Bengali ini pernah meraih penghargaan bergengsi Pulitzer atas karya debutnya "Interpreter of Maladies" di tahun 2000. Jika karya debutnya itu adalah kumpulan sembilan buah cerita pendek, maka karya keduanya dia susun dalam bentuk novel. "The Namesake" diterbitkan pertama kali pada tahun 2003, diterjemahkan oleh Gramedia dengan judul yang sama pada Agustus 2006, dalam 328 halaman. Kedua karya Jhumpa Lahiri ini sama-sama bercerita tentang kehidupan para imigran asal India di Amerika, yang tampaknya menceritakan bagian dari kehidupan Jhumpa Lahiri sendiri.

Novel "The Namesake" ini sendiri masuk dalam daftar "Notable Books of the Year 2003" dari New York Times. Dan bulan November 2006 ini versi filmnya akan dirilis di Amerika.

Kehidupan Imigran India di Amerika

Ashima seorang wanita muda asal Bengali, India, harus berusaha beradaptasi dengan dunia yang sama sekali baru buatnya. Ia harus tinggal di Amerika bersama suaminya Ashoke Ganguli, yang menjadi dosen di salah satu universitas. Budaya yang sama sekali asing buat Ashima, dari pakaian, makanan, perilaku, membuatnya sangat kesepian di negeri orang tanpa sanak kerabat. Perlu waktu yang lama bagi Ashima untuk bisa menghilangkan rasa terisolasi.

Di negeri orang pula Ashima melahirkan 2 orang anaknya, Gogol dan Sonia. Dengan sering berkumpul dalam berbagai acara dan upacara bersama dengan sesama orang Bengali di Amerika, Ashima dan Ashoke berusaha memperkenalkan budaya leluhur mereka kepada kedua anaknya. Namun apa boleh buat kalo anak2 itu lebih mencintai budaya Amerika seperti teman2 sekolah mereka.

Gogol adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dari novel ini. Berawal dari ayahnya yang pada saat kelahirannya memberi nama panggilan "Gogol" kepadanya, sembari menunggu surat dari neneknya di India yang sudah berjanji akan memberi nama bagus bagi bayi pertama mereka. Nama "Gogol" dipilih Ashoke dari nama seorang penulis Rusia, Nikholai Gogol. Penulis yang karya2nya sangat ia kagumi dan telah ia baca berulang kali, bahkan salah satu bukunya sempat menjadi penyelamat nyawa Ashoke...

Gogol harus menerima nama Gogol Ganguli sebagai namanya hingga ia menginjak dewasa. Sebuah nama yang ia sukai di masa kecil, tapi ia benci setelah remaja. Nama yang mengaburkan identitas. Bukan nama India, bukan pula nama Amerika, tapi malah Rusia!

Dari Kehidupan Pribadi

Novel ini pastilah diambil oleh Jhumpa Lahiri dari kilas kehidupannya sendiri. Karena ditulis dengan begitu rinci tentang segala hal dari yang penting hingga yang remeh-temeh. Dari pakaian hingga masakan tradisional Bengali diulas dengan lengkap hingga ke detil persiapannya. Setiap rumah yang menjadi setting cerita juga selalu diuraikan hingga ke pernik-pernik kecilnya.

Jhumpa sendiri berasal dari keluarga imigran India, tentunya sangat paham dan mengalami sendiri semua kejadian itu. Orang-orang yang merasa kehilangan akar budaya. Berdarah India tapi berperilaku layaknya orang Amerika. Ingin diakui sebagai orang Amerika tapi fisiknya berkata lain.

Bahkan kabarnya nama "Jhumpa" adalah juga buah dari sebuah kesalahan sebagaimana nama "Gogol". Perasaan Gogol yang sempat frustasi karena memiliki nama yang aneh, yang tidak dimiliki orang lain, dan tanpa akar budaya yang jelas, mungkin adalah pengalaman pribadi Jhumpa.

Konflik Budaya di Perantauan

Dituturkan dengan sangat lancar oleh penulisnya. Pembaca yang suka mengamati budaya yang asing dan eksotis akan tenggelam dalam detil-detil yang dipaparkan Jhumpa Lahiri. Tapi mereka yang tidak suka detil2 berkepanjangan akan mudah jadi bosan. Dialognya minim, lebih sering digantikan narasi2 untuk menggambarkan suatu kejadian. Nyaris tidak ada peristiwa yang didramatisir untuk meningkatkan ritme cerita. Kematian, kecelakaan, patah hati, diceritakan dalam tempo yang hampir sama dengan kisah keseharian. Dan jangan berharap adanya puntiran2 yang membuat cerita ini menjadi rumit. Semuanya dikisahkan dengan sederhana dan tenang, seperti layaknya kehidupan manusia biasa.

Meskipun diberi judul "The Namesake", novel ini tidak melulu berputar di masalah nama Gogol. Jika berpatokan pada judul novel, mungkin pembaca akan sering kehilangan arah cerita, yang memang tidak hanya membahas masalah nama. Novel ini lebih tentang kehidupan para imigran, bagaimana cara mereka bertahan untuk bisa tetap menjaga akar budaya asli mereka di perantauan. Dan kekuatan cerita novel ini memang terletak pada konflik budaya yang terjadi pada tokoh2nya. Bagaimana Gogol dan Sonia hingga dewasanya berusaha menjadi orang Amerika, sementara kedua orang tuanya tetap ingin menjadi orang Bengali.

Cukup menarik untuk dibaca di waktu senggang, terutama buat mereka yang juga mengalami atau yang tertarik dengan konflik budaya di perantauan. Oya, novel ini mendapat label "novel dewasa" di sampul belakangnya, karena adanya beberapa adegan percintaan dari para tokohnya... enjoy deh ;)