Tuesday, July 11, 2006

Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

Dari judulnya pasti udah pada nebak kalo ini adalah buku untuk segmen anak-anak/remaja. Benar sekali, untuk refreshing dari novel2 serius yang selama ini aku baca aku mencoba membaca buku ini yang memang diperuntukkan untuk segmen anak-anak/remaja. Bukan bacaan untuk anak-anak yang masih imut sih, tapi untuk yang udah beranjak remaja karena sudah menyajikan cerita yang lumayan rumit. Tertarik untuk baca terutama karena review-nya Kaka Tanzil yang merekomendasikan buku ini bagi para pecinta buku :)

"Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken" diterjemahkan dari bahasa Jerman oleh penerbit Mizan, Mei 2006, dalam 294 halaman. Pengarangnya adalah Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup. Yup, Jostein Gaarder yang nulis "Dunia Sophie" itu. Tapi jangan khawatir bahwa buku ini akan serumit dunianya Sophie, karena buku ini memang ditujukan untuk bisa dinikmati oleh anak-anak/remaja kok.

Sebenernya terus terang aku nggak terlalu tune-in lagi sama buku anak-anak. Bukannya sok tua, tapi emang udah tua sih :P Masalahnya sekarang ini aku sering kali menuntut sebuah cerita yang aku baca itu agar logis dan masuk akal. Padahal buku anak-anak kan banyak yang berupa kisah fantasi, kalaupun bukan fantasi seringkali banyak memunculkan kejadian kebetulan untuk menyederhanakan cerita. Dan itu nggak gw banget gitu loh.. ;)

Tentang Buku-Surat dan Perpustakaan

Buku ini berkisah tentang dua orang remaja tanggung laki-laki dan perempuan yang bersaudara sepupu. Nils Bøyum Torgersen dan Berit Bøyum. Nils tinggal di Oslo, Berit di Fjærland (dua-duanya terletak di Norwegia). Nils lebih muda satu tahun dan lebih pendek sepuluh senti daripada Berit.

Setelah menghabiskan libur musim panas bersama, mereka sepakat untuk saling berkomunikasi lewat surat. Atas usul seseorang, bukan surat biasa yang akan mereka gunakan, tapi sebuah "buku surat". Sebuah buku yang bisa dikunci akan menjadi tempat mereka berdua saling membalas surat, dan buku itu akan mereka kirim bolak-balik Oslo - Fjærland. Ide yang sangat menarik.

Namun sejak mereka mendapat ide untuk saling mengirim buku-surat tersebut, kejadian demi kejadian mencurigakan terjadi di sekitar mereka berdua. Mulai dari munculnya seorang wanita yang memaksa untuk membayari Nils saat membeli buku tersebut. Lalu Berit bertemu dengan wanita yang sama yang ternyata memiliki sebuah rumah berwarna kuning di Fjærland. Berit juga mendapati sebuah surat yang terjatuh dari tas wanita itu dan membacanya. Surat itu bercerita tentang sebuah buku yang berjudul "Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken" yang baru akan terbit tahun depan.

Menjadi semakin aneh lagi ketika Nils bertemu dengan seorang laki-laki botak yang tampaknya sangat ingin mendapatkan buku-surat mereka. Berkali-kali ia bertemu laki-laki itu, entah kebetulan, entah laki-laki itu memang sedang mengejarnya. Lalu sejak Nils membuat cerita pembunuhan dengan tokoh bernama Bibbi Bokken sebagai tugas mengarangnya, guru kelasnya juga tampak menjadi tahu dan tertarik dengan buku-surat yang selalu ia sembunyikan.

Sementara Berit terus penasaran dan menyelidiki si wanita Bibbi Bokken yang sering mendapat kiriman buku, tapi ketika Berit sempat menyelinap ke dalam rumah kuningnya ternyata tidak tampak satu bukupun!

Ada apa sebenarnya dengan buku-surat mereka itu? Apa pula itu "perpustakaan ajaib Bibbi Bokken"? Siapa wanita bernama Bibbi Bokken itu? Mengapa pula Mr. "Smiley" si laki-laki botak itu sangat ingin mendapatkan buku-surat mereka?

Penuturannya Unik

Yang paling menarik dari buku ini adalah cara penuturannya. Buku ini dibagi dalam dua bagian. Bab I berjudul "Buku Surat" yang berisi buku-surat itu sendiri yang ditulis bergantian oleh Nils dan Berit. Cerita mengalir dan terbangun melalui surat-menyurat mereka berdua. Bab II berjudul "Perpustakaan", kelanjutan dari kisah yang telah diceritakan di buku-surat tapi dituturkan secara naratif biasa, karena ceritanya buku surat telah jatuh ke tangan orang lain. Cara bercerita yang unik, dan pasti akan menjadi pengalaman membaca yang menyenangkan bagi anak-anak.

Di bagian "Buku Surat", surat-surat Nils dan Berit ditampilkan selayaknya gaya para remaja tanggung, yang spontan, penuh rasa ingin tahu, dan kadang konyol kekanak-kanakan. Surat mereka diisi juga dengan candaan saling mengejek dan mencela, kadang ngambek hingga memutuskan berhenti menulis buku-surat, kadang spontan dan konyol seperti saat Berit membubuhkan cap bibirnya dengan menggunakan lipstik pertamanya.

Sedangkan di bab II, Nils dan Berit secara bergantian menjadi narator "aku" yang menyampaikan cerita. Agak membingungkan juga mulanya, karena tidak jelas batas pergantian ketika Nils menjadi "aku" dengan ketika Berit yang menjadi "aku".

Karakter Terlalu Mirip

Sayangnya, karakter Nils dan Berit kurang dibedakan secara spesifik. Gaya tulisan dalam surat Nils dan Berit bisa dibilang mirip, sehingga yang baca mungkin akan sesekali perlu mengecek kembali ke awal surat untuk mengetahui siapa yang menulis surat ini karena tidak bisa membedakan yang mana tulisan Nils yang mana tulisan Berit. Cara bertutur Nils dan Berit di Bab II juga mirip, sehingga kalau kita kurang perhatian akan bingung siapa ini yang sedang jadi "aku".

Terjemahannya sebenarnya baik dan lancar diikuti, cuman rasanya kok terlalu formal ya pilihan katanya? Terutama sih di bagian buku-surat. Surat antar anak-anak yang bersaudara sepupu memakai bahasa Indonesia baku sempurna sepertinya kurang pas. Isi suratnya sebenarnya santai, tapi karena disampaikan dengan bahasa indonesia baku jadinya rada kaku dan berjarak. Mungkin kalo digunakan bahasa gaul anak-anak yang lazim bakalan bisa lebih hangat dan menyenangkan.

Penuh Pengetahuan Tentang Perbukuan

Tapi membaca buku ini, selain mendapatkan cerita petualangan anak-anak yang pastinya menarik, mengejutkan dan memberi inspirasi, pembaca juga akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang perbukuan. Tokoh-tokoh pengarang terkenal banyak dibahas disini, beberapa lengkap dengan contoh karyanya. Ada contoh puisi panjang dan puisi pendek. Ada contoh cerita pendek, ada juga contoh skenario drama. Lalu sedikit tentang teori menulis fiksi. Penjelasan tentang klasifikasi buku menurut Dewey. Pokoknya banyak hal seputar dunia buku.

Pantaslah jika Ruhr Nachricht (aku juga gak kenal kok :D) memberikan komentar: "Sebuah surat cinta kepada buku dan dunia penulisan". Gak gitu-gitu amat sih menurutku :P, tapi secara implisit bolehlah dibilang gitu :)