Sunday, April 23, 2006

To Kill A Mockingbird

Pemenang penghargaan Pulitzer pada tahun 1961. Salah satu novel terbaik sepanjang masa versi majalah Time. Langsung difilmkan dan menjadi salah satu unggulan di ajang Oscar tahun 1962, dengan menyabet 3 Oscar dari 8 nominasi yang diperolehnya.

Sudah cukuplah alasan untuk tidak boleh melewatkan novel yang satu ini, "To Kill A Mockingbird" karya Harper Lee, aslinya diterbitkan pada tahun 1960. Dan baru saja diterjemahkan oleh penerbit Qanita, sudah beredar sejak bulan Maret 2006 kemaren.

Sinopsisnya

Dituturkan dari mata seorang anak yang kerap dipanggil Scout, atau nama lengkapnya adalah Jean Louise Finch (perlu beberapa waktu untuk mengetahui bahwa Scout ini adalah anak perempuan). Berkisah seputar kehidupannya di Maycomb dalam rentang usia antara enam hingga sembilan tahun. Ia tinggal bersama Jem kakaknya, Atticus ayahnya, dan Calpurnia pelayan berkulit hitam di rumahnya.

Cerita diawali dengan rasa penasaran Jem dan Scout akan tetangga sebelah rumah, Boo Radley. Mereka sama sekali belum pernah melihat Boo keluar dari rumahnya. Kabar dari sana sini mengatakan bahwa Boo mengalami gangguan jiwa dan dilarang keluar rumah oleh keluarganya. Rasa penasaran ini mereka bagi dengan teman baru mereka, Dill, yang datang ke Maycomb setiap liburan musim panas.

Mereka bertiga sering mendengar isu2 tentang Boo dari para ibu-ibu tetangga yang suka menggosip. Isu2 itu selanjutnya mereka kembangkan sendiri layaknya anak2 yang suka berfantasi menjadi cerita yang mengerikan. Hingga akhirnya mereka membayangkan Boo sebagai sosok yang menakutkan. Tapi bukannya menjauhi Boo, mereka malah semakin penasaran. Berbagai keusilan mereka lakukan untuk memancing Boo keluar dari rumahnya.

Sementara itu Atticus, ayah Scout dan Jem, ditunjuk oleh Pengadilan untuk menjadi pengacara pembela Tom Robinson. Tom yang berkulit hitam dituduh memperkosa gadis berkulit putih Mayella Ewell. Kesediaan Atticus membela Tom menimbulkan banyak cemoohan dari lingkungan dengan menjulukinya sebagai "pencinta Nigger". Scout pun tak luput dari cemoohan itu, namun atas permintaan Atticus Scout berusaha mengendalikan kekesalannya.

Dalam pengadilan, bukti-bukti pun digelar di hadapan khalayak yang sangat antusias mengikuti kasus ini, baik dari komunitas kulit putih maupun kulit hitam. Scout dan Jem yang selalu dididik oleh ayahnya untuk menjadi manusia2 terhormat yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, harus belajar dari kenyataan yang mereka lihat sendiri di pengadilan. Mereka mendapati bahwa manusia bisa dengan seenaknya membolak-balik antara yang hitam dan yang putih demi suatu kepentingan.

Dan pada akhirnya Scout menyadari bahwa ia juga telah berbuat tidak adil kepada Boo Radley, karena ia telah membuat prasangka2 yang buruk yang tidak semestinya.

Mengikuti Anak2 Belajar tentang Moral

Cerita yang diangkat memang tidak terlalu wah. Lebih terasa seperti kejadian sehari-hari yang lazim ditemui di suatu komunitas bertetangga dalam satu kota kecil. Apalagi yang menjadi penutur kisah ini adalah seorang gadis kecil yang baru saja mulai bersekolah. Disampaikan dengan sederhana tapi cerdas layaknya pandangan dari seorang anak kritis yang sedang ingin tahu tentang banyak hal. Namun kesederhanaan itulah yang mampu memikat pembaca karena disampaikan dengan akrab dan lugu, tidak berlebih-lebihan.

Dalam novel ini kita akan mengikuti bagaimana anak2 itu, Scout, Jem dan Dill, berkembang menapaki tangga demi tangga menuju kedewasaan. Mereka belajar perlahan-lahan dari sekitarnya, mengamati dan menjalani setiap peristiwa yang terjadi. Dengan Atticus sebagai tutor utama sekaligus panutan, role model mereka.

Atticus memang layak menjadi pahlawan mereka. Moral dan etikanya sangat terjaga. Keteguhannya memegang prinsip yang ia yakini tak tergoyahkan oleh apapun. Ia juga memperlakukan anak2nya dengan penuh kasih-sayang tanpa memanjakan, tegas tapi tetap demokratis. Scout dan Jem pun menyayanginya balik dengan sepenuh hati, bahkan rela membela ayahnya mati2an. Segala nasehatnya adalah panduan bagi mereka, tanpa merasakannya sebagai paksaan.

Membunuh Mockingbird

"To Kill a Mockingbird" adalah penggalan dari salah satu petuah Atticus kepada anak2nya. Saat Jem dan Scout mendapatkan hadiah natal berupa senapan angin, Atticus berpesan, "Kau boleh menembak burung bluejay sebanyak yang kau mau, kalau bisa kena, tetapi ingat, membunuh Mockingbird... itu dosa". Bluejay adalah burung yang memakan tanaman di kebun, sementara Mockingbird adalah sejenis murai yang tidak mengganggu kecuali dengan kicauannya yang merdu.

Dan petuah itu dijadikan judul bukan sekedar dari arti harfiahnya, tapi karena juga bisa diartikan dalam lingkup yang lebih luas. Mockingbird bisa diibaratkan sebagai mereka yang tak berdosa, mereka yang tak melakukan kejahatan kepada orang lain bahkan malah memberikan bantuan dengan apa yang mereka bisa. Dan tentu saja, menyakiti mereka yang tak bersalah adalah sebuah kejahatan.

Tom Robinson, Boo Radley, dan Atticus adalah beberapa Mockingbird yang menjadi sasaran tembakan. Mereka mendapatkan tuduhan2 buruk dari orang lain padahal mereka sama sekali tidak bermaksud jahat. Tuduhan-tuduhan itu dialamatkan kepada mereka hanya karena label buruk yang disematkan atas dasar prasangka.

Tom Robinson, dengan statusnya sebagai orang berkulit hitam yang masih mendapat perlakuan diskriminatif pada masa itu, tidak bisa berbuat apa-apa ketika dituduh melecehkan Mayella Ewell. Padahal telah sekian lama ia sering membantu Mayella tanpa meminta bayaran.

Atticus yang bersedia menjadi pembela Tom di pengadilan, harus menerima segala cemoohan dan tuduhan tidak terhormat dari lingkungan dan bahkan dari keluarganya sendiri. Itu karena ia memegang prinsip 'kesamaan hak untuk semua orang' yang tidak populer pada masa itu. Kebanyakan orang masih berpandangan bahwa orang negro adalah sampah, dan yang membela mereka juga akan tidak jauh dari cap 'sampah'.

Sementara Boo Radley yang tidak beruntung karena mengalami gangguan kejiwaan dan terkurung di dalam rumah, menjadi orang yang dijauhi lingkungan karena keanehannya. Anak2 menjadikannya bahan olok2, padahal pada saat2 tertentu Boo malah berbuat baik penuh kasih sayang pada mereka.

Mockingbird-mockingbird itu hanya melakukan apa yang bisa mereka lakukan untuk kebaikan. Tapi sebagian orang merasa berhak memburu dan menghakimi mereka hanya karena satu hal yang tidak disukai, dan mengesampingkan kebaikan yang telah mereka lakukan. Mereka memang tidak secara langsung dibunuh, namun dengan prasangka dan fitnah keji terhadap mereka sesungguhnya telah terjadi pembunuhan. Sebuah pembunuhan karakter.

Pelajaran Moral untuk Semua

Sarat dengan pelajaran moral, tapi tidak disampaikan dengan menggurui. Kita akan dibawa ke dalam kepolosan dunia anak-anak lewat tokoh Scout. Melalui keingintahuannya, keisengannya, dan juga sikap kritisnya, yang kemudian diluruskan oleh Atticus, Scout mulai menyerap nilai2 moral dan etika tentang bagaimana menjadi 'orang terhormat'.

Meskipun penuturnya adalah seorang anak-anak, dengan daya tangkap yang masih terbatas terhadap hal-hal rumit, tapi pembaca tidak akan kehilangan kedalaman cerita. Kasus Tom Robinson tetap bisa disajikan dengan lengkap melalui cerita para saksi di pengadilan yang diikuti dengan tekun oleh Scout. Memang pada beberapa bagian ada hal-hal kecil yang tidak terjelaskan, karena Scout tidak mempunyai akses untuk bisa mengetahuinya lebih mendetail.

Ada sedikit jarak antara novel terjemahan ini dengan pembacanya. Itu terjadi karena banyaknya idiom-idiom lokal sang penulis yang dipakai disana sini dalam novel ini, dan saat dipaksa diterjemahkan akan menjadi aneh. Seperti 'membeli kapas', 'menggosok hidung', 'hantu uap panas' dan beberapa lagi. Tapi secara umum terjemahannya masih enak dibaca.

Novel ini tampaknya tidak akan membosankan untuk dibaca berkali-kali. Setelah tuntas membaca sekali, kita akan bisa menikmatinya lagi dengan membacanya dari bab manapun. Karena di setiap bab selalu ada yang menarik untuk diikuti secara tersendiri, yang kemudian akan kita hubungkan dengan moral cerita untuk mendapatkan sedikit pencerahan jiwa :)