Monday, December 25, 2006

The Rule of Four

The Rule of Four, karya kolaborasi antara Ian Caldwell dan Dustin Thomason yang digarap selama 6 tahun, dan dirilis pertama kali di tahun 2004. Terjemahan Indonesia diterbitkan dengan sampul berlapis yang keren oleh Serambi, Oktober 2006, 576 halaman.

Novel ini terfokus pada sebuah buku kuno yang sudah berusia ratusan tahun yang memang benar2 ada. Judul buku itu adalah "Hypnerotomachia Poliphili", yang diterbitkan pada sekitar tahun 1499. Pengarangnya tidak mencantumkan nama. Tapi dugaan kuat mengarah kepada seorang bernama Francesco Colonna. Itupun masih diliputi tanda tanya, ada yang mengatakan Fransesco Colonna adalah seorang biarawan, ada juga yang mengatakan Fransesco Colonna adalah seorang bangsawan terkemuka Italia.

Buku tersebut terkenal sebagai novel yang sulit dimengerti. Berkisah tentang cinta Poliphili kepada Polia. Di dalamnya banyak bercerita tentang mimpi2 Poliphili yang berkelana ke berbagai hal. Tapi dari penelitian para sastrawan, buku tersebut sebenarnya telah disandikan sedemikian rupa untuk menutupi suatu pernyataan rahasia yang ingin disampaikan penulisnya. Pada masa buku itu ditulis, yakni pada jaman Renaissance, membuat buku bersandi banyak dilakukan oleh para sastrawan sebagai sebuah tantangan. Tapi sandi yang dibuat Fransesco Colonna sedemikian rumit sehingga sampai lima ratus tahun berikutnya belum ada yang mampu memecahkan maksudnya.

Mengurai Misteri Hypnerotomachi

Adalah Tom atau Thomas Corelli Sullivan, seorang mahasiswa di Princeton University, yang hidupnya terjebak dalam lingkaran Hypnerotomachia. Ayahnya telah menghabiskan masa2 produktifnya untuk berkutat meneliti isi buku Hypnerotomachia hingga kecelakaan menjemput ajalnya. Tom semasa remaja sempat ikut dilibatkan oleh ayahnya untuk meneliti hingga pergi melacak jejak ke Roma.

Dan ketika ia masuk di Princeton, ia bertemu dengan Paul Harris sesama mahasiswa yang ternyata juga sedang menyusun thesis tentang Hypnerotomachia. Mengetahui Tom adalah anak salah seorang dari sedikit peneliti buku itu, Paul pun ikut melibatkan Tom dalam penelitiannya. Mereka pun tinggal sekamar di asrama, berempat bersama Gil dan Charles.

Katie, kekasih Tom, sempat merasa terabaikan dengan tenggelamnya Tom dalam mengurai teka teki yang dibuat Francesco Colonna. Katie pun meminta Tom berhenti membantu thesis Paul demi hubungan mereka. Tapi teka-teki Hypnerotomachia sangatlah menggoda.

Di lingkungan Princeton bukan hanya Paul dan Tom yang terpikat Hypnerotomachia. Ada Vincent Taft professor pembimbing Paul, juga Robert Curry mantan rekan penelitian Vincent. Keduanya juga pernah menjadi rekan penelitian ayah Tom. Mereka berdua secara terpisah mendukung penelitian Paul dan berharap banyak setelah penelitian mereka sendiri mandek.

Sandi dari Masa Renaissance

Baru kali ini aku dengar tentang buku kuno berjudul "Hypnerotomachia Poliphili" tersebut. Yah karena aku tidak pernah menggali tentang buku2 kuno. Jadi aku tidak bisa membayangkan seberapa besarnya kemisteriusan buku tersebut bagi kalangan sastrawan. Novel ini membahas buku tersebut, tapi hanya memberikan gambaran kecil tentang isi buku itu. Aku pun merasa terasing dari obyek yang dibahas oleh novel ini.

Saat Paul dan Tom mencoba mencari petunjuk untuk memecahkan teka teki dari bab pendek di buku tersebut, yang akan menjadi kunci sandi untuk bab panjang setelahnya, aku hanya bisa melongo. Aku tidak tahu apa2 tentang yang mereka bahas. Semua teka-teki berkaitan dengan masa Renaissance yang aku tidak tahu sama sekali. Sebagai pembaca aku sama sekali tidak merasa dilibatkan di dalamnya. Tahu2 udah beres saja. Beberapa solusi teka-tekinya cukup menarik. Aturan Empat atau Rule of Four adalah salah satu solusi teka-teki Colonna. Tapi ya itu, aku merasa asing dan tidak dilibatkan.

Salah satu endorsement yang memuji buku ini menyatakan bahwa buku ini adalah "Da Vinci Code for people with brains". Dan aku dengan menyesal harus mengakui aku tidak memiliki otak itu :p ... otak para filsuf, sastrawan dan budayawan yang pernah tenggelam dalam buku2 kuno.

Menarik tapi Kurang Seru

Di bagian endorsement, banyak reviewer yang memuji novel ini dan membandingkannya dengan Da Vinci Code-nya Dan Brown. Kenapa sih orang2 selalu membanding2kan sebuah novel thriller berlatar belakang sejarah dengan DVC? Nggak cukup pede untuk berdiri di atas namanya sendiri ya?...

Kalo memang mau dibandingkan, terus terang menurutku masih jauh lebih menarik DVC. Ian Caldwell dan Dustin Thomason tidak cukup berhasil memikat pembaca dengan alur yang menarik yang penuh kejutan ala Dan Brown. Setengah bagian pertama berjalan datar, beberapa kejadian terasa sebagai tempelan yang tidak ada artinya. Lalu penjelasan panjang tentang Hypnerotomachia yang melompat-lompat. Juga penjelasan tentang kebiasaan dan budaya para mahasiswa Princeton. Sebagai bumbu ada kisah cinta Tom dan Katie yang hambar.

Setengah bagian kedua mulai menghangat, ketika mulai terjadi pembunuhan. Intrik2 diantara para peneliti senior mulai merumitkan cerita. Paul dan Tom semakin maju dengan pemecahan kode2 baru. Cerita sejarah Francesco Colonna juga cukup menarik.

Tapi sayangnya Caldwell dan Thomason tetap tidak bisa mengemasnya dalam jalinan kisah yang runtut, detail dan menarik. Seringkali sebuah kejadian terjadi begitu saja tanpa detail yang diperlukan untuk melengkapi imajinasi pembaca, kadang juga tiba2 melompat ke kejadian berikutnya tanpa penjelasan. Banyak tokoh dan obyek yang tidak bisa aku tangkap dengan jelas karakter dan latarbelakangnya.

Sekali Lagi, Antara Fakta dan Fiksi

Yah, mungkin... mungkin ni ya, kalau aku tahu benar tentang seluk beluk sejarah Renaissance dan tentu saja tentang Hypnerotomachia buku misterius itu, novel ini akan sangat menarik. Beberapa reviewer bilang novel ini memberikan kisah alternatif yang segar dan orisinal dalam memaknai buku Hypnerotomachia. Tapi karena aku tidak tahu sama sekali, maka novel ini tidak mampu memikatku terlalu dalam. Apalagi unsur thrillernya kurang greget juga.

Sebagai novel yang bersinggungan dengan fakta yang benar2 ada, aku pun kembali bertanya2, yang mana yang fakta dan yang mana yang fiktif belaka? Aku sama sekali buta tentang fakta2 Renaissance dan buku Hypnerotomachia. Aku tidak tahu benarkah kode2 yang dipecahkan Paul dan Tom itu memang bisa menjelaskan isi buku tersebut.

Kalau memang benar, maka semua sudah jelas dan terpecahkan dong?... Dan apakah kemudian saat ini banyak orang berbondong mencari ruang bawah tanah milik Francesco Colonna di Roma dengan berdasarkan solusi yang diberikan novel ini?
Ataukah kode2 itu solusi fiktif belaka, hanya untuk meramaikan cerita?
Entahlah...