Wednesday, August 13, 2008
The Alchemyst
Judul : The Alchemyst
Subjudul : The Secret of The Immortal Nicholas Flamel
Penulis : Michael Scott (2007)
Penerjemah : Berliani M Nugrahani
Penerbit : Matahati, Juni 2008
Edisi : Cetakan I, 503 hlm
Jika hanya membaca judulnya mungkin banyak yang akan menyangka ini adalah novel tulisan Paulo Coelho berjudul sama yang sudah lebih dahulu tersohor beberapa tahun yang lalu. Bukan, ini adalah novel lain yang sama sekali berbeda. Judul sebuah karya ternyata tidak termasuk hak cipta yang tidak boleh dipakai oleh karya yang lain.
Awalnya tidak terlalu tertarik karena novel ini bergenre fantasi untuk remaja. Tetapi karena penerjemahnya adalah seseorang yang sangat terkenal di kalangannya :p dan namanya cukup menjadi jaminan untuk sebuah terjemahan yang enak dibaca, ditambah lagi dengan sosok buku ini yang dibalut sampul versi asli yang menarik dan dicetak di atas kertas ringan, membuat rasa penasaran untuk mengetahui apa isi novel ini.
Ringkasan Cerita :
Liburan musim panas itu Sophie Newman mengisi waktu luangnya untuk bekerja di sebuah Coffe Shop di San Fransisco. Kembarannya Josh Newman, bekerja di sebuah toko buku milik pasangan Nick dan Perry Flemming yang kebetulan letaknya tepat di seberang tempat kerja Sophie. Pasangan kembar belasan tahun itu tidak menyadari bahwa hidup mereka akan berubah sama sekali karena bekerja disana.
Nick dan Perry ternyata bukan orang biasa. Nama asli mereka adalah Nicholas dan Perenelle Flamel yang telah berusia ratusan tahun karena berhasil menemukan mantra dan ramuan untuk hidup abadi. Rahasia mereka berasal dari buku Abraham sang Magus yang juga disebut Codex. Dari buku itu pula Nick mengetahui rahasia seorang Alkemis yang mampu merubah logam menjadi emas, dan batubara menjadi berlian.
Rahasia dan kemampuan Nicholas terancam punah ketika buku Codex tersebut berhasil direbut oleh John Dee yang juga seorang manusia immortal. Dee merupakan kaki tangan dari Morrigan sang Dewi Gagak. Morrigan berasal dari ras Tetua, ras yang pernah menguasai bumi sebelum manusia. Ras Tetua yang selama ribuan tahun harus bersembunyi di alam lain, ingin kembali menguasai bumi dan manusia dengan mengambil alih buku Codex.
Untungnya Josh sempat mempertahankan dua lembaran terakhir dari Codex yang merupakan bagian terpenting. Tak pelak lagi Dee kembali mengejar Nick. Josh dan Sophie pun ikut terlibat di dalam kejar mengejar itu. Namun tanpa buku Codex, Nick akan cepat menua. Sementara Perry telah ditawan oleh Dee. Mampukah mereka bertahan dari serbuan Dee dan Morrigan yang diperkuat mahluk2 jadi-jadian yang bengis itu?
Kisah Fantasi dari Masa Modern
Berbeda dengan kebanyakan kisah2 fantasi lain yang kental dengan lingkungan dan suasana dari jaman kuno, cerita dalam The Alchemyst ini memadukan legenda dengan lingkungan jaman modern saat sekarang. Josh dan Sophie selalu membawa ponsel, laptop dan ipod kemana-mana. Bahkan Hekate, sang Dewi Tiga Wajah, juga memanfaatkan ponsel untuk berkomunikasi dari alam lain dengan Nick. Bagi yang terbiasa dengan kisah fantasi bersetting kuno abad pertengahan mungkin akan merasa aneh dan janggal. Tapi ya sebenarnya sah-sah saja setiap penulis menuangkan imajinasinya secara kreatif. Malah mungkin bisa lebih mendekatkan pembaca dengan suasana cerita.
Novel fantasi yang satu ini juga tidak terlalu bertaburan istilah-istilah aneh dari dunia lain yang penuh mahluk aneh, mantra sihir dan keajaiban. Sudah pasti ada, tetapi tidak sampai berlebihan hingga pembaca harus berulang2 membuka kembali halaman sebelumnya untuk mencari artinya atau bahkan hingga membuat kamus tersendiri. Juga hanya ada beberapa saja mahluk aneh yang sosoknya harus diimajinasikan sendiri oleh pembaca.
Dua hal di atas membuat kisah ini terasa ringan mudah diikuti dan mengalir dengan lancar. Di samping bisa juga dari faktor penerjemahan, pemilihan kata dan penyusunan kalimatnya yang enak dibaca.
Seru, Sayang Bersambung
Jalan ceritanya lumayan seru sejak dari bab-bab awal hingga akhir cerita. Di beberapa segmen bahkan terkesan kolosal dengan adanya serbuan ribuan burung gagak di Golden Gate, serangan mayat-mayat yang dibangkitkan Dee, dan terutama pada saat pertempuran dahsyat antara pasukan Hekate melawan pasukan Morrigan-Bastet di Alam Bayangan. Semua itu terjadi hanya dalam rentang waktu dua hari saja.
Pengenalan masing-masing latar belakang tokoh dan sejarahnya diberikan di antara konflik dan pertempuran sehingga tempo cerita nyaris tidak pernah menurun. Setiap tokoh juga tampaknya telah terkonsep dengan matang karakter dan perannya dalam cerita.
Hanya satu hal yang agak mengecewakan. Ternyata ini adalah buku serial yang bersambung. Ending buku ini memang menyelesaikan beberapa konflik, tetapi konflik utama belum selesai masih banyak yang akan terjadi dan harus dijalani si kembar Newman. Kelanjutan dari buku ini "The Magician", saat ini kabarnya sedang proses editing terjemahan dan segera akan beredar dari penerbit yang sama :D
Tokoh Rekaan yang Ternyata Benar Ada
Michael Scott, penulis novel ini, tidak mau novelnya terlepas sama sekali dari dunia nyata meskipun ini adalah novel fantasi yang bebas-bebas saja membangun alam sendiri. Masa lalu Nicholas dan Perenelle Flamel, serta John Dee yang telah hidup ratusan tahun ia bangun sedemikian rupa sehingga mereka ada dan terlibat dalam beberapa sejarah dunia yang memang benar-benar terjadi. Begitu pula dengan sejarah keberadaan ras Tetua.
Kejutan besar diungkap pada bagian "Catatan Penulis" setelah bab terakhir ditutup. Michael Scott bercerita tentang proses penciptaan karakter2 utama. Josh dan Sophie Newman memang tokoh utama yang merupakan rekaan. Tapi nama John Dee, Nicholas dan Perenelle Flamel adalah nama dari ilmuwan Alkemis yang nyata pernah hidup pada masanya.
Dr. John Dee adalah seorang penasehat Ratu Elizabeth I, orang terpintar pada zamannya yang menguasai banyak ilmu pengetahuan. Sementara Nicholas dan Perenelle Flamel juga adalah pasangan ilmuwan Alkemis yang hidup pada abad ke-14 dan tinggal di Paris. Buku Abraham juga benar-benar ada dan dimiliki oleh Nicholas Flamel. Michael Scott dengan cerdas menyelipkan tokoh nyata ini dalam karakter rekaannya.
Desas-desus menyebutkan bahwa di buku Abaraham tersebut memang terdapat rahasia terbesar tentang hidup abadi. Disusul dengan kabar lain bahwa kuburan pasangan Flamel ternyata kosong, dan mereka berdua tampak muncul di berbagai penjuru Eropa bertahun2 setelah mereka dikabarkan meninggal. Wow...
Subjudul : The Secret of The Immortal Nicholas Flamel
Penulis : Michael Scott (2007)
Penerjemah : Berliani M Nugrahani
Penerbit : Matahati, Juni 2008
Edisi : Cetakan I, 503 hlm
Jika hanya membaca judulnya mungkin banyak yang akan menyangka ini adalah novel tulisan Paulo Coelho berjudul sama yang sudah lebih dahulu tersohor beberapa tahun yang lalu. Bukan, ini adalah novel lain yang sama sekali berbeda. Judul sebuah karya ternyata tidak termasuk hak cipta yang tidak boleh dipakai oleh karya yang lain.
Awalnya tidak terlalu tertarik karena novel ini bergenre fantasi untuk remaja. Tetapi karena penerjemahnya adalah seseorang yang sangat terkenal di kalangannya :p dan namanya cukup menjadi jaminan untuk sebuah terjemahan yang enak dibaca, ditambah lagi dengan sosok buku ini yang dibalut sampul versi asli yang menarik dan dicetak di atas kertas ringan, membuat rasa penasaran untuk mengetahui apa isi novel ini.
Ringkasan Cerita :
Liburan musim panas itu Sophie Newman mengisi waktu luangnya untuk bekerja di sebuah Coffe Shop di San Fransisco. Kembarannya Josh Newman, bekerja di sebuah toko buku milik pasangan Nick dan Perry Flemming yang kebetulan letaknya tepat di seberang tempat kerja Sophie. Pasangan kembar belasan tahun itu tidak menyadari bahwa hidup mereka akan berubah sama sekali karena bekerja disana.
Nick dan Perry ternyata bukan orang biasa. Nama asli mereka adalah Nicholas dan Perenelle Flamel yang telah berusia ratusan tahun karena berhasil menemukan mantra dan ramuan untuk hidup abadi. Rahasia mereka berasal dari buku Abraham sang Magus yang juga disebut Codex. Dari buku itu pula Nick mengetahui rahasia seorang Alkemis yang mampu merubah logam menjadi emas, dan batubara menjadi berlian.
Rahasia dan kemampuan Nicholas terancam punah ketika buku Codex tersebut berhasil direbut oleh John Dee yang juga seorang manusia immortal. Dee merupakan kaki tangan dari Morrigan sang Dewi Gagak. Morrigan berasal dari ras Tetua, ras yang pernah menguasai bumi sebelum manusia. Ras Tetua yang selama ribuan tahun harus bersembunyi di alam lain, ingin kembali menguasai bumi dan manusia dengan mengambil alih buku Codex.
Untungnya Josh sempat mempertahankan dua lembaran terakhir dari Codex yang merupakan bagian terpenting. Tak pelak lagi Dee kembali mengejar Nick. Josh dan Sophie pun ikut terlibat di dalam kejar mengejar itu. Namun tanpa buku Codex, Nick akan cepat menua. Sementara Perry telah ditawan oleh Dee. Mampukah mereka bertahan dari serbuan Dee dan Morrigan yang diperkuat mahluk2 jadi-jadian yang bengis itu?
Kisah Fantasi dari Masa Modern
Berbeda dengan kebanyakan kisah2 fantasi lain yang kental dengan lingkungan dan suasana dari jaman kuno, cerita dalam The Alchemyst ini memadukan legenda dengan lingkungan jaman modern saat sekarang. Josh dan Sophie selalu membawa ponsel, laptop dan ipod kemana-mana. Bahkan Hekate, sang Dewi Tiga Wajah, juga memanfaatkan ponsel untuk berkomunikasi dari alam lain dengan Nick. Bagi yang terbiasa dengan kisah fantasi bersetting kuno abad pertengahan mungkin akan merasa aneh dan janggal. Tapi ya sebenarnya sah-sah saja setiap penulis menuangkan imajinasinya secara kreatif. Malah mungkin bisa lebih mendekatkan pembaca dengan suasana cerita.
Novel fantasi yang satu ini juga tidak terlalu bertaburan istilah-istilah aneh dari dunia lain yang penuh mahluk aneh, mantra sihir dan keajaiban. Sudah pasti ada, tetapi tidak sampai berlebihan hingga pembaca harus berulang2 membuka kembali halaman sebelumnya untuk mencari artinya atau bahkan hingga membuat kamus tersendiri. Juga hanya ada beberapa saja mahluk aneh yang sosoknya harus diimajinasikan sendiri oleh pembaca.
Dua hal di atas membuat kisah ini terasa ringan mudah diikuti dan mengalir dengan lancar. Di samping bisa juga dari faktor penerjemahan, pemilihan kata dan penyusunan kalimatnya yang enak dibaca.
Seru, Sayang Bersambung
Jalan ceritanya lumayan seru sejak dari bab-bab awal hingga akhir cerita. Di beberapa segmen bahkan terkesan kolosal dengan adanya serbuan ribuan burung gagak di Golden Gate, serangan mayat-mayat yang dibangkitkan Dee, dan terutama pada saat pertempuran dahsyat antara pasukan Hekate melawan pasukan Morrigan-Bastet di Alam Bayangan. Semua itu terjadi hanya dalam rentang waktu dua hari saja.
Pengenalan masing-masing latar belakang tokoh dan sejarahnya diberikan di antara konflik dan pertempuran sehingga tempo cerita nyaris tidak pernah menurun. Setiap tokoh juga tampaknya telah terkonsep dengan matang karakter dan perannya dalam cerita.
Hanya satu hal yang agak mengecewakan. Ternyata ini adalah buku serial yang bersambung. Ending buku ini memang menyelesaikan beberapa konflik, tetapi konflik utama belum selesai masih banyak yang akan terjadi dan harus dijalani si kembar Newman. Kelanjutan dari buku ini "The Magician", saat ini kabarnya sedang proses editing terjemahan dan segera akan beredar dari penerbit yang sama :D
Tokoh Rekaan yang Ternyata Benar Ada
Michael Scott, penulis novel ini, tidak mau novelnya terlepas sama sekali dari dunia nyata meskipun ini adalah novel fantasi yang bebas-bebas saja membangun alam sendiri. Masa lalu Nicholas dan Perenelle Flamel, serta John Dee yang telah hidup ratusan tahun ia bangun sedemikian rupa sehingga mereka ada dan terlibat dalam beberapa sejarah dunia yang memang benar-benar terjadi. Begitu pula dengan sejarah keberadaan ras Tetua.
Kejutan besar diungkap pada bagian "Catatan Penulis" setelah bab terakhir ditutup. Michael Scott bercerita tentang proses penciptaan karakter2 utama. Josh dan Sophie Newman memang tokoh utama yang merupakan rekaan. Tapi nama John Dee, Nicholas dan Perenelle Flamel adalah nama dari ilmuwan Alkemis yang nyata pernah hidup pada masanya.
Dr. John Dee adalah seorang penasehat Ratu Elizabeth I, orang terpintar pada zamannya yang menguasai banyak ilmu pengetahuan. Sementara Nicholas dan Perenelle Flamel juga adalah pasangan ilmuwan Alkemis yang hidup pada abad ke-14 dan tinggal di Paris. Buku Abraham juga benar-benar ada dan dimiliki oleh Nicholas Flamel. Michael Scott dengan cerdas menyelipkan tokoh nyata ini dalam karakter rekaannya.
Desas-desus menyebutkan bahwa di buku Abaraham tersebut memang terdapat rahasia terbesar tentang hidup abadi. Disusul dengan kabar lain bahwa kuburan pasangan Flamel ternyata kosong, dan mereka berdua tampak muncul di berbagai penjuru Eropa bertahun2 setelah mereka dikabarkan meninggal. Wow...
<< Home